Setengah Abad Lebih, Ngaji Tafsir di Serambi Masjid Ini Tetap Lestari
Jumat, 14 Juni 2019 | 13:30 WIB
Tanggamus, NU Online
Hawa sejuk menyergap siang itu di kawasan kaki Gunung Tanggamus, Lampung. Serambi masjid Riyadusshalihin Desa Margodadi sudah dipenuhi jama'ah dari berbagai desa di Kecamatan Sumberejo.
Di sinilah Ngaji Tafsir Al-Qur'an yang dilaksanakan setiap ba'da shalat Jum'at sampai dengan shalat Ashar telah berlangsung lebih dari setengah abad.
Adalah KH Ma'ruf, seorang tokoh agama setempat yang telah merintis majelis ilmu itu sejak tahun 60-an. Selain majelis tersebut, KH Ma'ruf juga menjadi tokoh berdirinya pendidikan formal di komplek masjid tersebut yakni MTs dan MA Al-Ma'ruf Margodadi.
Foto: Alm. KH Ma'ruf (kanan) bersama KH Maimun Zubair saat hadir di Pesantren API Bahrul Ulum tahun 1993
Saat ini majelis tafsir tersebut diasuh oleh putra pertamanya KH Nasrudin setelah pada tahun 1997, KH Ma'ruf dipanggil Allah SWT.
"Saya tidak tahu pasti tahun dimulainya ngaji tafsir di serambi masjid ini. Tapi seingat saya, sebelum saya berangkat ke pesantren di Jawa Timur tahun 1970, ngaji tafsir ini sudah dimulai oleh almarhum," kata Kiai Nasrudin, Jum'at (14/6).
Kiai Nasrudin mengisahkan bahwa ayahandanya berpesan agar majelis tersebut terus dilanjutkan sebagai ladang ibadah sekaligus wahana masyarakat untuk lebih memahami makna yang terkandung dalam kitab suci Al-Qur'an.
Ia selalu mengingat pesan KH Ma'ruf kepada dirinya untuk melakukan segala sesuatu karena Allah SWT. "Jangan kamu mengharapkan sanjungan dari orang. Apa yang kamu lakukan itulah yang akan kamu dapatkan," kata Kiai Nasrudin mengingat pesan ayahandanya.
Foto: KH Nasruddin
Salah satu santri majelis tersebut, H Musliman mengatakan bahwa majelis seperti ini merupakan majelis yang penuh keberkahan karena mampu dilakukan secara istiqomah lebih dari 50 tahun. Ia berharap majelis ini istiqomah dilaksanakan sampai yaumil qiyamah.
"Terima kasih kepada KH Ma'ruf yang telah mendirikan majelis ini, semoga Allah SWT menjadikan ini sebagai amal ibadah yang terus mengalir sampai kehidupan akhirat dan semoga putra KH Ma'ruf mampu istiqomah melanjutkan perjuangannya," harapnya.
Walaupun bukan lembaga resmi, majelis ini mampu mewarnai suasana agamis di Desa Margodadi yang memang kental dengan nuansa agamisnya. Disamping majelis pengajian ini, di Margodadi juga terdapat beberapa pesantren baik putra maupun putri di antaranya Pondok Pesantren API Bahrul Ulum dan Pesantren Al Falah.
Masjid Riyadussholihin menjadi tempat para santri melaksanakan shalat Jum'at karena memang Lokasi yang berdekatan.
Di temui NU Online Kiai Nasrudin mengatakan, setiap bulan Syawal para jama'ah dan keluarga besar KH Ma'ruf melaksanakan Haul sekaligus pengajian pembuka setelah libur pada Bulan Ramadhan.
Foto: Makam KH Ma'ruf dan Istri
"Pada setiap haul KH Ma'ruf, para jama'ah melaksanakan ziarah ke makam beliau," katanya saat Haul ke-22 tahun ini.
Para santri yang rata-rata berumur 40 tahun ke atas ini nampak khusyuk membaca tahlil dan do'a di makam yang terletak tepat di sebelah barat masjid tersebut mendoakan Almarhum KH Ma'ruf yang berkat perjuangannya majelis ngaji tafsir dan syiar Islam di daerah tersebut terus lestari. (Muhammad Faizin)