Yogyakarta, NU Online
Pengabdian dalam NU bukan saja dilakukan dengan semangat, tetapi juga mesti dilakukan dengan kerja kompak, professional dan manajemen yang tertata rapi. Dengan itu, maka hasil-hasil akan bisa diraih dengan baik dan maksimal.
<>
Demikian dijelaskan HM Luthfi Hamid, Ketua Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU DIY dalam acara konsolidasi LTN Se-DIY di Bale Ayu (4/04).
Bagi Luthfi, pengabdian di LTN bukan saja dengan semangat saja, tetapi juga kerja nyata. Ini yang akan membuat NU semakin hidup. LTN NU DIY, baginya, ke depan akan mengembangkan riset dan kajian, sehingga produk yang dihasilkan semakin baik dan bermanfaat.
“LTN bukan saja menerbitkan majalah Bangkit, majalah yang diwariskan dari KH Ali Maksum, tetapi juga bertanggungjawab mencetak dan menyebarluaskan kajian aswaja kepada warga NU dan masyarakat,” tegasnya.
Luthfi juga menegaskan bahwa majalah Bangkit kini sudah terbit lagi selama tujuh edisi. Majalah bulanan PWNU DIY ini terbit kembali berkat semangat para sesepuh sejak September 2012 lalu. Ke depan, majalah ini akan menjadi media khas NU Yogya yang memberikan wacana dan gagasan alternatif dalam perkembangan NU di Indonesia.
Sementara itu, Muhammadun, Wakil Ketua LTN NU DIY, mengatakan bahwa untuk pengembangan majalah Bangkit, NU DIY tidak boleh malu untuk belajar kepada Aula Surabaya, karena Aula selama ini menjadi media yang eksis dalam lingkungan NU.
“Majalah Bangkit ini punya sejarah besar. Sejak tahun 1980 sudah ada. Saatnya menjadi suara NU yang khas Yogya,” tegasnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Rokhim