Kendal, NU Online
Ketika anak muda lainnya menghabiskan waktu malam di bulan ramadhan dengan kongkow-kongkow, sekelompok santri di Pesantren Hidayatul Qur'an Kaliwungu Kendal Jawa Tengah manfaatkan malam mereka untuk berlatih seni bela diri.
Seni bela diri yang diberi nama silat Harimau Putih ini, merupakan seni bela diri asli dari Kaliwungu. Seni bela diri ini diajarkan di Padepokan Harimau Putih di Kampung Kapulisen, Desa Krajan Kulon, Kaliwungu.
"Silat ini asli dari kaliwungu yang pertama kali dikembangkan almarhum H Istihar pada tahun 1987," kata Muhammad Tommy Fadlurohman yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Qur'an, Selasa (5/6) malam.
Dikatakan, latihan seni budaya ini terbilang ekstrim, karena para santrinya dilatih menggunakan benda tajam seperti golok dan pisau. Selain itu yang paling membuat jantung berdebar saat yakni para santri saat dilatih bermain ruyung yang telah dibakar dengan api.
Dikutip dari trbunnews.com, Pengasuh Pesantren Hidayatul Qur'an dan juga Ketua Padepokan Harimau Putih ini mengatakan, setiap ramadhan latihan ini dilakukan sebelum berbuka puasa dan setelah shalat tarawih.
Ia menceritakan, perkembangan seni bela diri ini dimulai dikembangkan di kalangan santri. Karena gerakan yang mudah dipahami maka seni bela diri ini kini berkembang luas di kabupaten Kendal. "Saat ini hampir di 50 sekolah yang ada di Kabupaten Kendal menjadikan silat harimau putih menjadi ektrakurikuler," ujarnya.
Seni bela diri ini tidak hanya dikenalkan pada santri putra saja, namun santri putri pun juga ikut turut serta mempelajari seni bela diri ini.
"Selama satu bulan berlatih santri sudah mahir memainkan ruyung yang telah dibakar. Tapi yang sudah mempunyai dasar silat maka tak sampai satu minggu sudah mahir," katanya
Ia menambahkan, pada bulan puasa ini padepokan harimau putih memberikan latihan khusus kepada para santri dan santriwatinya yakni ilmu kanuragan dan tenaga dalam. (Red: Muiz)