Daerah

Santri Bertanggung Jawab Jaga Pancasila

Senin, 4 Februari 2019 | 05:00 WIB

Cirebon, NU Online
Sudah lebih dari 73 tahun, Pancasila disepakati oleh para pendiri Negara Indonesia, termasuk para kiai, sebagai ideologi negara. Namun, ada segelintir orang yang menggugat kesepakatan tersebut. Mereka berusaha mengganti ideologi negara dengan selain Pancasila. Demikian diungkapkan intelektual NU, Zuhairi Misrawi saat menjadi nara sumber dalam Seminar Nasional yang digelar oleh Forum Silaturahim Buntet Pesantren Cirebon (Forsila BPC) Jakarta Raya di GOR Mbah Muqoyyim, Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, Ahad (3/2).

Menurutnya, santri sebagai bagian dari bangsa harus mengambil peran untuk menjaga Pancasila dari rongrongan orang yang tidak bertanggungjawab.

"Kita sebagai santri harus menjaga wasiat dari kiai kita. Kita yang buat, maka kita yang menjaganya," katanya di hadapan 500-an peserta seminar.

Hal tersebut diamini oleh Komandan Densus 99 Asmaul Husna Banser, Nuruzzaman. Menurutnya,  para santri tidak hanya bertanggungjawab untuk  menjaga Pancasila, tetapi juga harus mengamalkan lima sila itu.

"Tantangan kita dalam menjaga dan mengamalkan ideologi Pancasila adalah paham-paham yang membuat ideologi kita ini terancam," tukasnya.

Sementara itu, Wakil Sekretaris PCNU Kabupaten Cirebon, Zidni Ilman NZ menegaskan bahwa kelima sila itu  merupakan hasil kesepakatan para pendiri bangsa. Sila pertama yang menuai polemik, juga diputuskan bersama dengan membuang tujuh kata, hingga menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Akhirnya diputuskan bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa itu dengan penjelasan bahwa tauhid lebih penting daripada syariat, jawaban dari ulama pada saat itu," kata Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Buntet Pesantren Cirebon itu.

Seminar yang mengusung tema  Peran Santri dalam Menjaga Ideologi Pancasila itu, dipandu oleh Ketua Umum Forsila BPC Jakarta Raya 2015-2016, Ade Syamsul Falah. Sejumlah tokoh penting juga hadir dalam seminar tersebut, di antaranya adalah Ketua Bidang Kepesantrenan Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren, KH Ade Nasihul Umam, Asdep Bidang Kepemudaan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Imam Gunawan, dan Kasat Binmas Polres Kabupaten Cirebon AKP Susamto (Syakir NF/Aryudi AR).


Terkait