Daerah

Rijalul Ansor Jombang Upayakan Kaji Problem Kekinian

Rabu, 17 Februari 2016 | 07:00 WIB

Rijalul Ansor Jombang Upayakan Kaji Problem Kekinian

Ilustrasi majelis dzikir dan shalawat Rijalul Ansor.

Jombang, NU Online
Sejak menjadi badan semi otonom, keberadaan Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor menjadi keharusan dalam organisasi Ansor di semua tingkatan. Namun untuk desain, konsep dan kegiatannya selama ini masih belum menemukan gagasan dalam bentuk yang baku.

Perumusan terkait gagasan konsep tersebut tengah menjadi perbincangan Pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ansor Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, atau yang kerap disebut PAC Ansor Jombang Kota. Sebelumnya para Pengurus PAC Ansor ini intensif menyelenggarakan kegiatan di berbagai tempat.

Seperti halnya kegiatan bulanan setiap tanggal 15 (lima belas), mereka menyebutnya dengan istilah “Majlis Dzikir dan shalawat Rijalul Ansor Limolasan“. Pada acara ini, mereka mengonsepnya dengan kegiatan pembacaan tahlil, istighsah, memanjatkan doa bersama dan bershalawat. 

“Agar mudah diingat dan lebih bernuansa kultural, secara singkat kita biasa istilahkan dengan acara Limolasan,” kata Ketua PAC Ansor setempat, M Fathoni Mahsun, Selasa (16/2/2016).

Namun di samping itu, Fathoni menegaskan bahwa format Rijalul Ansor akan selalu disempurnakan. Selain pembacaan tahlil dan shalawat, pihaknya juga berupaya mengkaji persoalan-persoalan aktul, seperti Lesbi, Gay, Bisexual, dan Transgender  (LGBT) yang saat ini sedang ramai diperbincangkan. Hal ini menunjukkan, para pengurus dituntut peka dengan permasalahan-permasalahan yang berkembang.

“Untuk berkembang, PAC Ansor Jombang kota butuh inspirasi untuk bergerak. Nah kajian aktual demikian kita gunakan untuk mendapatkan wacana sebagai bahan kita untuk bergerak. Tema bahasannya bisa berganti-ganti, saat ini kita bahas LGBT, bulan depan mungkin tentang dana desa, bulan depannya lagi tentang permasalahan lain lagi,” terang Fathoni.

Bahasan LGBT itu tidak sekadar wawasan di tingkat global dan nasional, tapi juga terjadi di wilayah Jombang. Untuk memunculkan kesadaran betapa permasalahan LBGT ini sudah sangat mengkhawatirkan, sehingga dalam majelis tersebut juga dipikirkan aksi kongkret apa yang perlu dilakukan. 

Dengan tambahan muatan kajian persoalan-persoalan aktual seperti ini, maka Rijalul Ansor diharapkan menjadi majelis yang strategis untuk membahas masalah-masalah keumatan. (Syamsul Arifin/Fathoni)


Terkait