Daerah

RB3 ”Al-Mizan Pustaka Kita” Teken MoU dengan Kemendiknas

Kamis, 22 September 2011 | 08:19 WIB

Jakarta, NU Online
Dalam rangka meningkatkan peran Rintisan Balai Belajar Bersama (RB3) sebagai fasilitator dalam mengembangkan komunitas belajar masyarakat dengan cara menemukan kembali (reinventing) prinsip-prinsip ruang publik sebagai tempat memecahkan masalah melalui Balai Belajar Bersama, Yayasan Al-Mizan Langensari, Jatiwangi, Majalengka kembali menjalin kerjasama dengan Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Dirjen PAUDNI Kementerian Pendidikan Nasional RI.
<>
Jalinan kerjasama ini ditandai dengan ditandatanganinya Memorandum Of Understanding (MoU) oleh kedua belah pihak dalam Program Penguatan Kapasitas Balai Belajar Bersama  ”Al-Mizan Pustaka Kita“, Selasa (20/09/11) di Kantor Kemendiknas, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.

Dari pihak Yayasan Al-Mizan Langensari sendiri langsung dipimpin oleh Ketua Yayasan Al-Mizan Langensari, M Zaenal Muhyidin, S.Ag., MM didampingi Manajer Program RB3 ”Al-Mizan Pustaka Kita“, Ade Duryawan, S.Pd. Sedangkan dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat diwakili oleh Kasubdit Pembelajaran dan Perserta Didik, Dr. Edlih Sudiapermana didampingi Tim Teknis, Hamzah Hakim.

Sebelumnya, dalam bincang-bincang dengan Ketua Yayasan Al-Mizan Langensari di kantornya, Pak Elih biasa disapa, mengatakan, ”Bagaimana RB3 ini tetap berjalan walapun program sudah selesai.“ Hal ini menurutnya terjadi di lembaga-lembaga yang selama ini sudah eksis seperti di pesantren dan lembaga-lembaga lainnya.

”Lembaga-lembaga ini ada bantuan atau tidak ada bantuan tetap eksis“, jelsnya.
Selain itu, menurutnya, ”RB3 tetap menjadi RB3 tidak menjadi Balai Belajar Bersama“.
Hal ini ia tekankan karena ada yang bertanya apakah dengan adanya  RB3 ini maka lembaga yang ada akan berubah menjadi Balai Belajar? Beliau jawab, ”tidak“.

Kenapa, karena yang menyelenggarakan RB3 ini kan macam-macam. Ada PKBM, Pesantren, Yayasan, LSM, dan komunitas masyarakat lainnya.

”Nah, lembaga-lembaga ini tetap sebagai PKBM, Presatren dan lainnya. Hanya lembaga-lembaga ini mempunyai rintisan balai belajar bersama yang berperan sebagai fasilitator dalam mengembangkan komunitas belajar masyarakat dengan cara menemukan kembali (reinventing) prinsip-prinsip ruang publik sebagai tempat memecahkan masalah“,  jelasnya.

Dalam hal program penguatan kapasitas balai belajar bersama ia berharap adanya sinergi dan kolaborasi antara satu RB3 dengan yang lainnya. ”Misal Al-Mizan punya basis dan keunggulan di bidang IT maka bagaimana keunggulan itu bisa dishare ke RB3 lain. Begitu juga seperti Perceka Cianjur. Karena punya basis dan unggul dalam bidang seni budaya maka bagaimana caranya seni budaya yang ada di perceka Cianjur ini bisa dshare ke yang lain juga”, katanya.

Lebih lanjut pak Elih mengharapkan hasil dari sinergi dan kolaborasi ini adalah meningkatnya ragam dan kualitas program pengembangan karakter dan budaya; meningkatnya kualitas produksi, pengemasan, pemasaran dan jejaring program aksara kewirausahaan RB3; meningkatnya ragam dan kualitas program pengembagan budaya baca; dan meningkatnya pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) untuk mengembangkan program dan kelembagaan RB3“, pugkasya.

Redaktur     : Mukafi Niam
Kontributor : M Zaenal Muhyidin


Terkait