Daerah

Ratusan Santri dan Polisi Istighotsah Akbar dan Doa Bersama

Jumat, 30 Desember 2016 | 15:02 WIB

Probolinggo, NU Online
Dalam rangka menyambut pergantian tahun Masehi, ratusan santri pondok pesantren bersama jajaran polisi dari Polres Probolinggo melakukan istighotsah akbar dan doa bersama di halaman Mapolres Probolinggo, Kamis (29/12) malam.

Kegiatan ini dihadiri oleh Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo H Hasan Aminuddin, Rais PCNU Kota Kraksaan KH Munir Kholili dan segenap jajaran pengurus PCNU Kota Kraksaan, Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara Syarifuddin dan keluarga Polres Probolinggo.

Kegiatan yang digelar Polres Probolinggo ini diawali dengan pembacaan shalawat Nabi Muhammad SAW yang dibawakan grup hadrah Polres Probolinggo. Kemudian dilanjutkan dengan istighotsah akbar yang dipimpin Takmir Masjid Agung Ar-Raudlah Kota Kraksaan KH Sa’dullah Asy’ari.

Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara Syarifuddin menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kondusivitas dan memelihara ketertiban yang dimulai dari lingkup tempat tinggal hingga Kabupaten Probolinggo.

“Syukur alhamdulillah bahwasanya Kabupaten Probolinggo tidak terkena dampak isu global yang sedang melanda di tanah air kita. Semua ini terwujud karena adanya komitmen dari semua ulama dan aparat Pemerintah Daerah dengan tujuan menciptakan kondisi aman di tempat tinggal kita berada,” katanya.

Menurut Kapolres, beberapa hari lagi segenap elemen masyarakat akan meninggalkan tahun 2016. Tentunya hal ini diharapkan agar tahun yang berlalu meninggalkan kenangan dengan harapan di tahun 2017 Allah SWT tetap memberikan perlindungan dan rahmat kepada seluruh keluarga sehingga selamat dunai akhirat dan mempunyai iman dan taqwa serta saling menghargai antar sesame umat manusia.

Sementara H. Hasan Aminuddin mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh Kapolres Probolinggo tersebut. Menurutnya, kegiatan ini baru pertama kali dilaksanakan di jajaran Polres Probolinggo. “Ide cerdas semoga diridhoi oleh Allah dan selalu mendapatkan perlindungan dari Allah SWT,” katanya.

Menurut Hasan, kegiatan ini merupakan introspeksi diri karena mau membuka lembaran baru. Apalagi peradaban yang dihadapi aparat saat ini multi komplek rakyat. Sebab polisi saat ini beda dengan puluhan tahun yang lalu. Yang dihadapi saat ini rakyatnya pintar semua. Dimana kecerdasan intelektualnya lebih cerdas dari aparat.

“Aparat saat ini wajib hukumnya lebih cerdas dari rakyatnya. Artinya pelayan hari ini dituntut agat lebih cerdas menghadapi orang pintar rakyat saat ini. Dunia saat ini terbuka hanya malaikat yang tidak dilaporkan,” terangnya.

Lebih lanjut Hasan menerangkan bahwa istighotsah ini dilakukan sebagai langkah antisipasi. Karena situasi nasional saat ini sedang diuji oleh Allah SWT dan butuh doa. Tanpa doa maka akan terjadi bentrok sesama anak bangsa.

“Tahun 2017 ini sebuah harapan bagaimana kesejahtetaan masyarakat meningkat. Sebab kompetisinya terjadi dibidang ekonomi. Tugas santri pesantren adalah berdoa dan bagaimana setelah keluar dari pondok menjadi santri yang kuat secara ekonomi,” tambahnya.

Pemerintah Daerah bersama jajaran aparat dan ulama jelas Hasan menginginkan bagaimana agar setelah santri selesai mondok di pesantren ilmunya manfaat dan barokah. “Doanya santri sederhana minta ilmunya manfaat dan batokah. Kalau bermanfaat dan barokah nanti akan diantar oleh Allah SWT demi mewujudkan cita-citanya,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)


Terkait