Daerah

Ratusan Mahasiswa STAI Al-Ma'arif Perdalam Aswaja di Unhasy Tebuireng

Rabu, 23 Januari 2019 | 01:30 WIB

Ratusan Mahasiswa STAI Al-Ma'arif Perdalam Aswaja di Unhasy Tebuireng

Mahasiswa STAI Al-Ma'arif Way Kanan studi banding ke Unhasy.

Jombang, NU Online 
Ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Ma'arif Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung melakukan studi banding ke Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) Tebuireng, Diwek, Jombang, Jawa Timur, Selasa (22/1).

Kunjungan tersebut bertujuan untuk memperkuat ideologi Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) ala thariqatun Nahdlatul Ulama (NU) para mahasiswa. Dan untuk menjaga kemurnian ajaran NU, seperti diketahui Jombang merupakan pusatnya NU. "Kami sengaja ke sini untuk silaturahim dan belajar,” kata Wakidi. 

Menurut Ketua STAI Al-Ma’arif ini, ada sekitar 144 mahasiswa yang ikut. “Sebagai masyarakat yang tinggal jauh, tentu kami banyak kekurangan informasi berkaitan dengan dunia ke-NU-an. Maka kami ingin konsultasi dengan Unhasy dan belajar langsung ke sini," jelasnya.

Dikatakannya, mahasiswa Al-Ma'arif secara organisasi memang tak berhubungan langsung dengan pengurus NU. Namun secara kultural amalan sehari-hari menggunakan ajaran NU. “Sehingga dirasa perlu ada studi banding untuk menambah wawasan para kader NU Way Kanan yang jadi mahasiswa,” ungkap dia.

Tujuan kegiatan ini agar kader NU yang ada di Way Kanan amalan dan pemikirannya sama dengan amalan NU di Jombang. “Sesuai ajaran KH Hasyim Asy'ari yang merupakan pendiri NU, pendiri Pesantren Tebuireng juga. Habis ini akan ziarah ke sana," tambah Wakidi.

Wakidi juga menambahkan, pihaknya berharap Unhasy mau bekerja sama dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bentuk pertukaran mahasiswa. Dan STAI Al-Ma'arif juga diskusi terkait pendirian program pasca sarjana.

"Kita berharap ada pertukaran mahasiswa untuk meningkatkan SDM. Namun yang tidak memberatkan Unhasy biar semangat perjuangan NU-nya lebih matang," ujarnya.

Wakil Rektor II Unhasy, Muhsin menyebutkan kampus ini berdiri untuk membendung ajaran komunis yang mulai pecah pada tahun 1965. Di masa itu, pesantren yang ada di Indonesia mayoritas belum punya lembaga seperti kampus. Karena fokus ngaji kitab kuning dan dakwah Islam.

Melihat fenomena itu, KH Muhammad Yusuf Hasyim berinisiatif mendirikan lembaga berbentuk kampus. “Supaya santri Tebuireng bisa bermanfaat di mana saja, lintas instansi,” jelasnya.

Unhasy didirikan 22 Juni 1967 dengan tujuan awal mempersiapkan kader Islam yang siap melawan komunis. “Dan alhamdulilah berkembang hingga sekarang," tandasnya. (Syarif Abdurrahman/Ibnu Nawawi


Terkait