Jombang, NU Online
Perilaku menyimpang dari suatu kelompok dalam memahami agama sudah pernah diingatkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Dalam hal ini Rasulullah menyebut setidaknya terdapat tiga penyimpangan di tengah umat.
"Ketiga hal yang harus diwaspadai itu adalah penyimpangan kelompok yang melampaui batas (tahrif al-gholin), klaim kelompok bathil (intihal al-mubathilin), dan ta'wil orang-orang bodoh (ta'wil al-jahilin)," kata Ketua PC Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jombang Aang Fatihul Islam, Ahad (12/8).
Ia menjelaskan, penyimpangan yang pertama yakni kelompok yang melampaui batas (tahrif al-gholin) terjadi melalui penyimpangan ahli bid'ah terhadap makna al-Qur'an dan Al-Hadist, sehingga keluar dari maksudnya, dan terlalu ketat dalam memahami agama.
"Kemudian yang kedua, klaim kelompok bathil (intihal al-mubathilin) terjadi melalui klaim dalil yang tidak sesuai tempatnya, dan sinkretisme atau pencampuradukan agama," jelasnya.
Dan penyimpanan ketiga, imbuhnya, yaitu ta'wil orang-orang bodoh (ta'wil al-jahilin) terjadi melalui penafsiran Al-Qur'an dan al-Hadits dengan penafsiran yang salah, dan menganggap sepele penafsiran Al-Qur'an dan Al-Hadits, serta meninggalkan perintahnya berdasarkan penafsiran yang lemah.
Salah seorang dosen di STKIP PGRI Jombang ini berbicara perihal penyimpangan, menyusul belakangan tengah ramai terkait ceramah Evie Effendi yang mengatakan memperingati maulid Nabi Muhammad seolah memeringati sesatnya Nabi Muhammad. Karena menurutnya, Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan sesat. (Syamsul Arifin/Muiz)