Banyumas, NU Online
Semangat anak-anak belajar di RA (Raudlatul Athfal) ini sangat tinggi. Berkat semangatnya, beberapa prestasi dari beberapa lomba, baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten sudah pernah diraih.
Namun semangat mereka dalam belajar tidak diimbangi dengan sarana prasarana yang memadai. Beberapa ruang belajar yang mereka tempati sudah tidak layak untuk digunakan.
Adalah RA (Raudlatul Athfal) Diponegoro 212 Karangkemiri Kecamatan Karanglewas, Banyumas, Jawa Tengah. Sekolah yang berdiri pada 17 Juli 2006 ini mempunyai beberapa pretasi ciamik.
Selama 4 tahun berturut-turut telah menjuarai lomba mewarnai tingkat kecamatan Karanglewas, dan mendapat juara II lomba Pildacil pada ajang Pekan Maulid PGTKM tingkat kabupaten Banyumas pada tahun 2016 serta juara II Lomba menyanyi jawa tunggal putri tingkat kabupaten Banyumas tahun lalu.
Menurut Kepala RA Diponegoro Siti Subarkah, usia dini merupakan golden age dan sangat penting untuk masa depan bangsa. Dengan menanamkan nilai-nilai agama pada tingkat usia dini ini akan membentuk generasi penerus bangsa yang berkarakter dan berakhlak mulia.
“Mereka adalah aset penting bangsa ini, kita menanamkan nilai-nilai agama pada tingkat usia dini ini akan membentuk generasi penerus bangsa yang berkarakter dan berakhlak mulia,” ungkapnya.
Adapun program “gemar mengaji” menjadi salah satu program unggulan di sekolah tersebut, yang pelaksanaannya sebelum jam sekolah dimulai dan telah berjalan selama dua tahun. Ia mengadakan pembiasaan ini sebagai upaya mewujudkan generasi berilmu dan berkarakter akhlakul karimah.
“Alhamdulillah berkat kerja sama dari rekan pendidik, kami berhasil mendapatkan beberapa kejuaraan baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten,” katanya.
“Kami juga mempunyai program unggulan yaitu gemar mengaji sebelum pelajaran dimulai, sebagai upaya mewujudkan generasi yang berilmu dan berkarakter akhakul karimah,” imbuhnya.
Dengan jumlah siswa tahun ini 21 anak dan 2 orang guru dan 1 tutor program “Gemar Mengaji”. RA Diponegoro 212 Karangkemiri Kecamatan Karanglewas pada tahun ajaran 2015/2016 melakukan khataman wisuda dengan hafalan juz ’amma 17 surat dan Hafalan Doa Sholat.
Butuh gedung baru
Kegigihan dan keuletan para pendidik serta semangat anak-anak dalam belajar tidak diimbangi dengan sarana prasana di tempat belajar tersebut. Bahkan sekolah ini belum mempunyai tempat permanen.
Dengan meminjam dan menempati tanah milik warga, mereka berpindah tempat bahkan sampai 4 kali dalam 10 tahun terakhir ini. Kondisi ini diperparah dengan tekstur tanah yang mereka tempati bukan pada daerah datar akan tetapi miring. Tanah wakaf tersebut dikhawatirkan membahayakan bagi peserta didik dan kurang aman bila digunakan kegiatan pembelajaran.
Siti Subarkah kembali mengatakan, kondisi ruang yang ditempati saat ini sangat menghawatirkan. Karena kondisi bangunan sudah sangat tua dan kayu-kayu penopang sudah rapuh.
“Kami khawatir dengan kondisi seperti ini, bangunan sudah tua dan beberapa penopang kayu sudah rapuh, bahkan pada hari senin kemarin tanggal 2 Januari penglarinya jatuh di atas kipas angin, untung saja masih libur sekolah sehingga tidak ada korban,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan kekhawatirannya terhadap peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung karena atap ruangan yang semakin rusak. ditambah dengan pagar gedeg yang sudah sangat rapuh karena bangunan tersebut belum memakai tembok.
“Saat proses pembelajaran berlangsung saya khawatir dengan mereka karena atap ruangan yang semakin rusak dan pagar gedeg yang sudah sangat rapuh,” imbuhnya.
Khusnul Khotimah salah seorang warga sekitar juga mengungkapkan keprihatinannya atas bangunan tersebut, “Saya sangat khawatir dengan kondisi seperti ini, melihat mereka semangat belajar tapi kondisi bangunan memprihatinkan,” katanya.
Melihat kondisi seperti ini, Suwarno seorang pewakaf tidak tinggal diam. Ia menjual tanah tersebut untuk kemudian dibelikan kembali di lokasi tanah yang datar dan mudah aksesnya. “Saya menjual tanah tersebut, kemudian saya belikan lagi di lokasi tanah yang datar dan mudah aksesnya,” ungkapnya.
Harapan Barkah, sapaan akrab Siti Subarkah pada tahun pelajaran 2017/2018 sudah menempati gedung baru untuk kegiatan pembelajaran. Minimnya dana dan dukungan dari berbagai pihak menjadi menjadi faktor utama perkembangan PAUD tersebut.
“Kepada bapak/ibu dermawan, bersedia memberikan bantuan untuk pembangunan RA Diponegoro 212 Karangkemiri,” harapnya.
Bantuan bisa dikirim melalui rekening BRI dengan nomor 179201000589537 atas nama RA Diponegoro 212 Karangkemiri atau bisa juga menghubungi Siti Subarkah di nomor 085726001019. RA Diponegoro 212 Karangkemiri beralamat di Jalan Temanggal RT 01 RW 03 Desa Karangkemiri Kecamatan Karanglewas, Banyumas kode pos 53161. (Fajar Pujianto/Fathoni)