Daerah

PWNU Lampung: Mudik Momentum Silaturahim kepada Orang Tua dan Guru

Kamis, 14 Juni 2018 | 06:30 WIB

PWNU Lampung: Mudik Momentum Silaturahim kepada Orang Tua dan Guru

Wk Sekretaris PWNU Lampung, Muhyidin Thohir

Lampung Tengah, NU Online
Fenomena mudik hanya satu-satunya tradisi yang ada di Indonesia, di negara Timur Tengah pun belum ada tradisi mudik. Di sana bertemunya keindahan sebuah kesucian, kebersamaan dan keikhlasan dalam suasana istimewa Hari Raya Idul Fitri.

Bagi Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung, Muhyidin Thohir mengatakan, mudik adalah momentum istimewa untuk sowan silaturrahim, bertemu dengan orang tua, kerabat, handai tolan hingga para guru, kiai-kiai.

Demikian disampaikan melihat spirit tradisi mudik khas Islam ala Indonesia, kepada NU Online, di kediamannya Kampung Depokrejo Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah, Rabu (13/6) malam.  

Menurut alumnus Pascasarjana Universitas Islam Negeri Raden Intan Bandar Lampung ini, mudik adalah bukan sekedar seremonial tahunan, tapi ia lebih bermakna kembali mempererat tali silaturrahim persaudaraan sesama umat Islam (ukhuwah Islamiyah). 

"Mereka yang lama merantau di negeri orang akan mengupayakan pulang ke kampung halaman, demi orang tua dan orang-orang terdekat disekelilingnya dengan skala kemampuan yang berbeda-beda," ujarnya.

Lain halnya dengan Wakil Ketua Pimpinan Cabang Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Kabupaten Lampung Tengah, Rahmat Basuki, menurutnya tradisi mudik adalah sebuah pemenuhan kebutuhan  pribadi dan kebutuhan sosial untuk kembali ke kampung halaman.

"Mudik adalah adalah ruang yang penuh berkah dan memohon ampunan (hablum minallah) sekaligus momentum permohonan maaf dengan orang tua, tetangga, kerabat dan lain-lain (hablum minannaas), dua hal yang tak bisa dipisahakan bagi para pemudik", tutup alumni Pesantren Ash-Shidiqqi Dusun Sragen Kampung Mataram Ilir Kecamatan Seputih Surabaya Lampung Tengah ini. (Akhmad Syarief Kurniawan/Muiz)


Terkait