Daerah

PW Muslimat NU Lampung: Keluarga Garda Terdepan Cegah Radikalisme

Selasa, 16 Juli 2019 | 03:30 WIB

Lampung Tengah, NU Online
Sekretaris PW Muslimat NU Provinsi Lampung, Endang Irawati menekankan pentingnya peranan keluarga dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme. Keluarga bisa membantu mendeteksi sejak dini paham-paham negatif di sekitarnya yang berpotensi mengganggu ‘ketenangan’ anak. Mereka  memiliki peran strategis dalam membangun jiwa anak yang religius, toleran dan kasih sayang terhadap sesamanya.

"Lalu peranannya terhadap lingkungan, yaitu dapat memantau adakah aliran radikal di lingkungannya, lalu mengembangkan sifat humanis, toleransi, saling tolong,  dan gotong royong," tukasnya saat menjadi narasumber dalam Pelatihan dan Penyusunan Program Kampung Aswaja di lantai 2 Gedung PCNU Lampung Tengah, Jalan Proklamator Raya No 134, Desa Seputih Jaya, Kecamatan  Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, Ahad (14/70.

Namun belakangan, unsur penting dalam kelaurga, yaitu ibu dan anak wanita terkadang menjadi problem tersendiri karena mereka bukan lagi sebagai korban radikalisme dan terorisme, tetapi menjadi main player (pemain utama) dalam struktur  organisasi teroris.

"Bom di Surabaya Jawa Timur beberapa waktu lalu, di mana pelaku bom pengantin adalah perempuan dengan membawa anak yang masih balita,” Sungguh miris kita mendegarnya,” tambahnya.

Menurut  Endang, sesungguhnya perempuan mempunyai sifat loyal dan militansi yang tinggi, sehingga begitu terkena doktrin atau dinikahi teroris, maka iapun tunduk pada doktrin tersebut. Karena itu, ia mengingatkan agar wanita yang mempunyai masalah tidak perlu curhat dan menumpahkan kegaluannya di media sosial karena akan dipantau teroris.

“Lalu direkrut, atau bahkan dinikahi oleh teroris,” jelasnya.

Pengurus Forum Kordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Propinsi Lampung itu manandaskan bahwa Indonesia adalah negara Pancasila, yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan kepercayaan. Karena itu, ia berharap agar masyarakat  tidak mudah terprovokasi oleh pihak - pihak  yang ingin melihat Indonesia hancur. Semua agama mengajarkan kedamaian, cinta kasih dengan sesama, dan toleransi. 

“Mulai sekarang stop hoaks, stop share sebelum saring. Lebih-lebih hoaks itu ternyata terkait dengan propaganda  kelompok radikal,” pintanya. (Akhmad Syarief Kurniawan/Aryudi AR)






Terkait