Wonogiri, NU Online
Beberapa tahun lalu, sebenarnya pemerintah sudah mencanangkan program Pusat Kesehatan Pondok Pesantren (Puskestren) di semua ponpes yang ada. Namun entah bagaimana, pelaksanaannya terhambat. Apabila dilihat antusiasme peserta yang mengikuti kegiatan ini, kami optimistis pelaksanaan Puskestren bisa segera terealisasi.
Demikian dikatakan Koordinator Yayaysan Bina Insan Negeri (YBIN), dokter Mada Gautama saat menggelar pengobatan gratis yang diikuti 600 orang di Pondok Pesantren (ponpes) Gani Tirtoasri di Desa Cangkring, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri, Sabtu (28/4).
Tanggapan positif juga dinyatakan oleh Camat Tirtomoyo, Kuswarno, bahwa pihaknya akan berupaya memantau kesehatan warga ponpes dengan menyiagakan petugas puskesmas setempat.
"Kami bekerja sama dengan puskesmas, segera menindak lanjuti program Puskestren, mudah-mudahan semua keluhan warga ponpes mengenai keluhan kesehatan, cepat dapat ditangani oleh pihak puskesmas," paparnya.
Pengasuh Ponpes Gani Tirtoasri, KH Mukhsin mengungkapkan, pihaknya sangat bersyukur, karena pelayanan medis ini banyak manfaatnya.
"Karena jarak puskesmas di wilayah kami terlalu jauh, sehingga warga memeriksakan kesehatannya ada kendala. Kami berharap, segera adanya pembangunan atau pembukaaan klinik kesehatan di ponpes. Sehingga permasalahan kesehatan bisa segera tertangani," pinta KH Mukhsin
Kegiatan sosial pelayanan medis masyarakat Jateng, yang diprakarsai Djarum Foundation Bakti Sosial, bekerja sama dengan Yayasan Bina Insan Negeri (YBIN).
Dokter Mada Gautama mengatakan, besarnya antusiasme warga ponpes serta masyarakat sekitar dalam mengikuti kegiatan ini, tak hanya untuk yang sakit. Namun warga yang sehat pun berhak mendapat pelayanan kesehatan.
"Kami sangat mengapresiasi kesadaran warga menjaga pentingnya faktor kesehatan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan pondok pesantren. Ini akan membuat para santri dan santriwati bisa nyaman dalam mendalami pendidikan yang ditempuhnya," ujar Gautama.
Mada Gautama menambahkan, pelayanan medis ini selain untuk membantu mempercepat akses pelayanan medis, juga sebagai trigger atau pemicu agar pihak lain juga ada kesadaran dalam mendorong kesehatan di pesantren. (Red: MUiz)