Daerah

Prihatin Konflik, Kaukus Muda NU Sumedang Buka Kongkow Politik

Selasa, 31 Januari 2017 | 14:45 WIB

Sumedang, NU Online
Konflik horizontal bernuansa SARA di tengah masyarakat yang sekarang terkesan dipertontonkan secara terbuka membuat komunitas yang menamakan diri Kaukus Muda NU Sumedang prihatin. Sebagai upaya meredam fenomena ini, Kaukus Muda NU Sumedang mulai membuka wadah diskusi bertajuk Kongkow Politik.

"Gerakan ini muncul sebagai bentuk kepedulian dari keresahan kondisi sosial yang saat ini kita hadapi, bagaimana sekarang konflik semakin meruncing dengan bermunculannya banyak isu. Kami khawatir jika ini terus dibiarkan akan semakin rusaknya tatanan sosial terutama dengan lunturnya nilai-nilai kebhinekaan dan toleransi," tandas Didi Suhrowardi salah seorang penggagas Kongkow Politik Kaukus Muda NU Sumedang, Senin (30/1) kemarin.

Dalam diskusi perdananya yang digelar di Aula PCNU Sumedang baru-baru ini, Kaukus Muda NU Sumedang menghadirkan narasumber seorang pakar geopolitik dan intelejen yakni Kang Ayif.

"Dari pemaparan beliau yang sudah mengenyam pendidikan doktoral di mancanegara, kegaduhan di Indonesia ini tidak lepas dari konstelasi geopolitik internasional yang memang tidak lepas dari kepanjangan tangan kepentingan asing," ulas Didi.

Menurut penelitian Kang Ayip, ada sebuah desain besar untuk memecah belah bangsa Indonesia dengan membenturkan elemen-elemen bangsa sendiri. Peperangan saat ini tidak seperti dulu, saling hadap-hadapan tentara asing dengan tentara pribumi. “Namun, sekarang sudah terjadi perang proxy atau menurut para pengamat intelejen disebut proxy war, perang dengan meminjam kepanjangan tangan orang, yang bertikai anak bangsa dan anak bangsa, namun yang diuntungkan pihak asing," paparnya.

Harusnya, dengan mengetahui kondisi seperti ini, semua elemen bangsa menyadari jangan malah terlena dan menjadi proxy atau alat kepentingan asing sebagai jalan masuk menguasai negeri ini. "Proxy banyak celah yang bisa dimanfaatkan, saat ini seperti isu SARA makin santer, TKA asing, isu komunisme dan lainnya. Untuk itu kami berdiskusi untuk memberikan pemahanan agar kita semua bisa bijaksana dalam bertindak menyikapi kondisi seperti ini. Harus menjadi penenang bukan malah semakin membakar kebencian dengan sesama anak bangsa," urainya lagi.

Dari pemaparan narasumber yang dihadirkan, ada indikasi Indonesia menjadi rebutan kepentingan asing. Antara kekuatan barat yang meminjam kepanjangan tangan Timur Tengah. "Tetapi bukan mereka sendiri yang bertikai namun lewat proxy proxy mereka yang ada di Indonesia, kami khawatir jika ini terus dibiarkan Indonesia bisa chaos seperti di Tunisia," katanya.

Setelah mengawali diskusi dengan tema geopolitik yang banyak direspon sejumlah kalangan pemuda dan aktivis di Sumedang, dalam waktu dekat lagi, Kaukus Muda NU akan kembali menggelar diskusi politik dengan kajian masalah budaya yang menghadirkan narasumber dari PB NU. (Rik/Ayi abdul Kohar/Mahbib)



Terkait