Probolinggo, NU Online
Aiptu Subakir sehari-harinya adalah Paur Bin Ops di Polres Probolinggo. Dibalik tugas utamanya, lelaki ini sudah delapan tahun menjadi takmir Masjid As-Salam yang berada di lingkungan Polres Probolinggo.
<>
Berikut penelusuran yang berhasil dilakukan oleh Kontributor NU Online Probolinggo, Syamsul Akbar di Polres Probolinggo, Jum’at (12/7).
Menjadi seorang takmir, sejatinya bukan hal asing bagi polisi yang sudah berdinas sejak tahun 1987 silam ini. Saat dia duduk dibangku SMP, Subakir pernah merasakan dunia pendidikan di pesantren selama tiga tahun. Ketika mondok, ia sudah terbiasa belajar ilmu agama. Baik itu cara menjadi imam ataupun ceramah di depan banyak orang.
“Saya sudah terbiasa dengan kegiatan di masjid. Dulu saya pernah mondok di Pesantren Darul Ulum Situbondo. Waktu SMA, saya juga sudah mulai mengajar,” tuturnya.
Teras Masjid As-Salam di lingkungan Polres Probolinggo siang itu penuh akan jamaah. Selain karena baru saja digelar shalat Jum’at, di teras masjid ini tampak berjejer beberapa orang yang beragam cokelat. Lainnya adalah warga sipil yang sedang melakukan ibadah seperti mengaji.
Diantara jamaah tersebut, tampak sosok lelaki yang saat itu mengenakan baju koko warga putih. Sembari memegang Al-Qur’an, lelaki tersebut ramah menyapa. Dialah Aiptu Subakir yang tidak lain adalah takmir Masjid As-Salam. Sebuah tugas yang diamanahkan kepadanya selama delapan tahun ini.
Sekilas dari pakaian yang dikenakan, Subakir tidak tampak seperti anggota polisi. Sebab, pria berkumis itu tidak mengenakan seragam korps Bhayangkara. Ketika ditemui NU Online ia sedikit malu-malu.
Subakir mulai bercerita, sejak awal berdiri Masjid As-Salam tahun 2005 lalu, dirinya ditunjuk untuk menjadi takmir. Itu lantaran sejak tahun 1994, dirinya terbiasa menjadi imam saat shalat taraweh di Mapolres Probolinggo yang lama (berada di Kota Probolinggo). Penugasan itu bukan karena ia ditunjuk oleh pimpinan. Tetapi juga permintaan dari jamaah.
Lelaki kelahiran 30 Maret 1963 itu mengaku, tantangan pertama menjadi takmir Masjid As-Salam mengadakan shalat Jum’at berjamaah. Dengan susah payah, dirinya berupaya untuk mendirikan shalat Jum’at di Polres Probolinggo. Hingga akhirnya, tidak sedikit orang luar (non personil) yang ikut shalat Jum’at di masjid Polres tersebut.
Sebaliknya, Subakir merasa sedih apabila kondisi masjid sepi saat shalat berjamaah atau kegiatan keagamaan lainnya. Bila itu terjadi, dia merasa sangat kecewa karena menilai dirinya belum berhasil meramaikan masjid.
Ia mengaku tugas dinasnya sebagai Paur Bin Ops tidak pernah terganggu meski dirinya menjadi takmir masjid. Bahkan, tugas dirinya menjadi takmir menjadi penyemangat paling besar, untuk aktif masuk dan melaksanakan tugas kedinasan. Apalagi jabatan kedinasannya pun mendukung keaktifannya di masjid. Sehingga antara tugas kedinasan dengan takmir masjid saling melengkapi.
Jabatannya sangat mendukung untuk tetap aktif sebagai takmir masjid. Baik itu, dari segi waktu dan lokasi bertugas.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor : Syamsul Akbar