Daerah

PMII IAIN Pontianak Pelajari Sejarah Masuknya Islam di Kalbar

Sabtu, 28 Februari 2015 | 02:30 WIB

Pontianak, NU Online
Dalam rangka mengetahui lebih dalam mengenai sejarah masuknya Islam di Kalimantan Barat, Pengurus Komisariat PMII IAIN Pontianak mengajak kader dan anggotanya untuk bersilaturrahim dengan sejarawan Kalimantan Barat Syafaruddin Usman, MHD di Gallerinya yang terletak di Jalan Tanjung Pura Pontianak, Kamis (26/2) lalu. Kegiatan tersebut langsung dipimpin oleh sahabat Tiyono selaku Ketua Komisariat.<>

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada kader PMII IAIN Pontianak tentang sejarah masuknya Islam di Kalimantan Barat. “Kita berharap bisa menggali langsung dari pakar sejarah Kalbar terkait masuknya Islam,” ujar Tiyono di sela-sela kegiatan.

Dalam diskusi singkatnya, Syafaruddin Usman menyampaikan, bahwa Sejarah masuknya Islam di Kalimantan Barat tidak terlepas dari proses islamisasi yang sebelumnya sudah dilakukan di Pulau Jawa. “Para penyebar agama Islam di Kalimantan Barat ini merupakan kelanjutan dari proses penyebaran Islam yang sudah masuk di daerah lain di Nusantara khususnya Pulau Jawa,” kata Syafarauddin.

Dalam proses penyebaran Islam di Kalbar menurut pria yang aktif mengisi seminar dan diskusi tentang sejarah Kalbar ini, tidak terlepas dari pola pendekatan kultur dan tradisi. Salah satu contoh adalah tradisi robo-robo’ yang berkembang di masyarakat Mempawah. 

“Tradisi tersebut pada awalnya merupakan tradisi Hindu-Buddha yang berkembang sebelumnya, kemudaian menjadi kultur Islam seperti layaknya wayang yang diislamkan oleh Sunan Kalijaga di Pulau Jawa,” ujarnya.

Islam pertama masuk di Kalbar ialah di Kerajaan Landak yang waktu itu di pimpin oleh seorang raja yang bernama Raden Iswaramahayan, Raja Adipati Karang Tanjung Tua yang kemudian memeluk Islam dan berganti nama menjadi Raden Abdul Kahhar pada tahun 1470 M dan kemudian naik tahta. 

Pada perkembangan selanjutnya, Islam mulai tersebar ke seluruh Kalbar dengan berdirinya berbagai kerajaan Islam seperti kerajaan Sukadana, Kerajaan Mempawah, Kerajaan Sambas, dan Kerajaan Pontianak yang sebenarnya masih ada pertalian saudara antara masing-masing kerajaan atau kesultanan. 

Di akhir diskusi, Bapak Syafaruddin mengajak kader PMII untuk melihat beberapa koleksi Galerinya terkait dengan sejarah Kalimantan Barat. Mulai dari manuskrip, buku, benda-benda antik, dan sebagainya yang terletak di lantai 3 Gallerinya. (Ahmad Fauzi Muliji/Fathoni)


Terkait