Trenggalek, NU Online
Ini mungkin bisa dijadikan warning bagi kader-kader NU (Nahdlatul Ulama) yang berambisi maju mencalonkan diri dalam bursa Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) lewat pintu PDIP. Meski Pilkada dilakukan secara langsung, namun partai berlambang moncong putih itu tetap akan memberlakukan sistem rekom terhadap bakal calon yang diberangkatkan partainya. Di sisi lain, dalam Pilkada, PDIP juga membuka peluang untuk menjagokan figur dari luar partai untuk dimunculkan dalam bursa bakal calon kepala daerah.
''Sistem rekom akan tetap kita berlakukan dalam Pilkada nanti. Jadi, setelah melalui proses pencalonan dari bawah, calon yang akan dimunculkan PDIP harus dikonsultasikan dan dimintakan rekomendasi ke DPP,'' ujar Wakil Sekjen DPP PDIP, Ir Pramono Anung ditemui di sela-sela menunggu kahadiran Ketua DPP PDIP Megawati Soekarnoputri yang akan meresmikan gedung sekretariat DPC PDIP Trenggalek, Jatim, Kamis (24/2).
<>Diungkapkan Pramono, meski figur bakal calon harus dimintakan rekomendasi DPP PDIP, namun proses penjaringan dan pengajuan bakal calon tetap berasal dari aspirasi arus bawah. ''Contohnya saat ini sudah dilakukan Kabupaten Kediri. Bakal calon yang dimunculkan PDIP sedang dimintakan rekom ke DPP,'' katanya.
Untuk menghadapi Pilkada di berbagai daerah, kata Pramono, DPP PDIP sudah mengeluarkan SK nomer 428 dan 429 tahun 2005. Intinya, seorang calon kepala daerah yang diajukan PDIP harus mendapat dukungan dari struktur partai. ''Maka, yang memilih bakal calon bukan hanya tingkat cabang, tetapi juga tingkat anak cabang dan ranting,'' papar Pramono.
Apakah bakal calon kepala daerah yang akan berangkat dari pintu PDIP harus berasal dari kader-kader partai? ''Selain kader partai, PDIP juga membuka peluang untuk bakal calon dari kader non partai. Bagi PDIP, yang penting bisa memenangkan Pilkada,'' papar Pramono yang dikenal dekat dengan Megawati Soekarno Putri itu.
Pramono mengungkapkan, untuk memenangkan Pilkada di sejumlah daerah, PDIP juga tetap membuka peluang adanya koalisi. ''Untuk memenangkan Pilkada, kita tetap bisa berkoalisi dengan siapa saja,'' ujarnya. Target PDIP, kata dia, dalam Pilkada langsung ini minimal partainya bisa memenangkan pemilihan kepala daerah sebagaimana yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu. Dalam Pilkada periode lalu, katanya, dari 360 daerah di Indonesia, PDIP berhasil 'menguasai' pemilihan kepala daerah di 158 daerah.
Sementara itu, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri juga mempunyai perhatian khusus terhadap gawe besar Pilkada yang tak lama lagi akan digelar di sejumlah daerah. Menghadapi Pilkada, mantan capres yang berpasangan dengan cawapres KH Hasyim Muzadi itu mengingatkan kader-kadernya agar bersikap dewasa. ''Saya ingatkan, dalam Pilkada kita harus bersikap dewasa. Kalau memang kader terbaik yang dicalonkan, ya harus kita dukung,'' kata Megawati Soekarno Putri saat meresmikan sekretariat DPC PDIP Trenggalek, Kamis (24/2).
Megawati juga menyarankan warga PDIP agar mencari dukungan dari luar partainya dalam Pilkada. ''Cari orang lain yang mau bersatu dengan kita. Kalau kita tak punya kader baik, kader non partai juga bisa dicalonkan. Jangan sampai kita kekurangan hanya karena perseteruan,'' kata Mega.
Calon dari PDIP yang maju dalam Pilkada, kata Mega, harus memperhatikan dua hal. Pertama, calon itu harus tahu diri dan yakin bahwa PDIP akan mendukungnya. Kedua, calon yang bersangkutan harus yakin bahwa masyarakat akan memilihnya. ''Mereka yang akan maju dalam Pilkada harus mentaati aturan yang ditetapkan partai,'' kata Megawati.
Kontributor : Muhibuddin