Sumenep, NU Online
Pesantren institusi pendidikan Islam tertua di Indonesia. Usianya jauh tua melebihi usia bangsa ini. Tak dapat dipungkiri, kontribusi orang pesantren sangat besar dalam membangun negara kesatuan republik Indonesia.<>
Keberhasilan mengusir penjajah tidak lepas dari peran masyarakat pesantren. Sampai saat ini, di tengah karut marut bangsa Indonesia, orang-orang terbaik ada di pesantren.
Hal itu mengemuka dalam diskusi silaturrahmi Faqihuddin Abdul Qadir, Khairus Salim Ikhs dan Marzuki Wahid dengan Institut Ilmu Keislaman Annuqayah di Aula lantai II, Instika Guluk-Guluk, Sumenep, Kamis (5/7) malam.
Menurut Khairus Salim Ikhs, mayoritas tokoh bangsa negeri ini pernah belajar di pesantren. "Gus Dur, Muhammad Nuh, Moh. Mahfud MD, pernah ada di pesantren," katanya, dihadapan para kiai dan dosen.
Keberhasilan pesantren melahirkan tokoh-tokoh bangsa, salah satunya karena sistem pendidikan yang diterapkan. Pendidikan kemandirian pesantren patut diapresiasi. Sejak masuk pesantren santri dilatih hidup mandiri. "Ketika masuk, santri dilatih hidup mandiri, seperti jauh dari orangtua," jelasnya.
Dengan kemandirian yang ditanamkan pada santri, menurut Faqihuddin Abdul Qadir, setelah keluar dari pesantren santri sudah siap terjun dan mengabdi kepada bangsa, negara dan masyarakat. "Orang pesantren siap jadi apa saja ketika keluar," ungkapnya.
Redakatur : Mukafi Niam
Kontributor: M. Kamil Akhyari