Daerah

Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Dukuhwaru Kembangkan Life Skill

Senin, 1 Februari 2010 | 03:24 WIB

Tegal, NU Online
Kurang tepat jika ada anggapan yang menyatakan pesantren sekedar tempat mengaji. Kalau ada sebagian pesantren yang hanya mengajarkan pengajian hal itu tidak menjadi gambaran umum pesantren serta tidak mencerminkan sejarah panjang kelahiran pesantren di penjuru nusantara.

Pernyataan itu disampaikan Salah satu pengurus  Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Dukuhwaru Kabupaten Tegal, Ustadz Saiful Bahri, S.Pd.I. kepada NU Online di Sekretariat pondok baru-baru ini.<>

Dia mengatakan, “Terus terang, santri juga membutuhkan bekal ketrampilan, sebab meraka adalah anggota masyarakat yang tak mungkin selamanya ada di dunia pesantren, suatu saat pasti mereka kembali pada lingkungan sosial kemasyarakatan. Sekembalinya ke masyarakat, sangat kasihan jika mereka tidak memiliki bekal ketrampilan, itu mengingat tidak semua santri akan menjadi kiai yang tugas dan kewajibanya berdakwah di arena-arena tabligh dan majlis ta’lim,” tuturnya.

Bahkan, lanjut Gus Seful, mereka yang menjadi guru ngaji di kampung -kampungnya dapat dihitung dengan jari. Perbandingan santri yang menjadi kiai boleh jadi satu di banding 100  orang, padahal jumlah santri di Indonesia mencapai jutaan, itu mengingat jumlah pesantren di Indonesia puluhan ribu,“ pangkasnya.

Melihat hal tersebutlah, “Di pesantren, kami berusaha mengembangkan life skill, diantarnaya melalui pengembangan Radio yang kami namai Radio Savana FM, keterlibatan santri dalam pengelolaan radio sangat besar, untuk itu dari sini santri mulai belajar marketing, manajemen, dan juga didalamnya ada kewirausahaan,” papar pengurus yang pesantrennya baru memiliki luas tanah pondok 270 M² tersebut.

Melalui savanna FM juga, sebagai arena dakwah dan sosialisasi bagi Ponpes Hidayatul Mubtadi’ien Dukuhwaru serta peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).

Ia juaga mengaharap agar Departmen Agama, dan departemen lain, seperti Departemen Sosial, Departemen Perindustrian dan Departemen Pertanian memperhatikan life skill untuk santri. Agar sepulangnya santri kemasyarakat tidak menjadi pengangguran terselubung. (miz)


Terkait