Banyuwangi, NU Online
Pengasuh pesantren Al-Anwari, Kertosari, Banyuwangi, KH Ahmad Shiddiq menjelaskan di hadapan ratusan hadirin bahwa eksistensi pesantren sekarang merupakan benteng dari kehancuran generasi muda.
Hal tersebut dikatakan pada acara haul yang Ke-28 pendiri pesantren KH Abdul Wahid Akwan di Pondok Pesantren Al-Anwari, Kertosari, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jum'at (12/5) malam.
Di tengah-tengah maraknya para pemuda-pemudi terjatuh dalam kubangan pergaulan negatif, tentu ini menjadi permasalahan besar yang harus diselesaikan.
"Tidak adil jika semua permasalahan ini kita menyalahkan pemudanya. Penting juga kita meneliti sejauh mana orang tua mendidik buah hatinya," terang putra kedua al-Marhum KH Abdul Wahid Akwan.
Pasalnya, Gus Shiddiq sapaan karib KH Ahmad Shiddiq menilai, kesuksesan keluarga bukan karena pangkat dan kekayaan yang berhasil diperoleh atau dikumpulan orang tua. Akan tetapi, kesuksesan hakiki adalah bagaimana orang tua mampu menjadikan keturunannya sholeh dan sholehah.
"Sebagai langkah, perlu orang tua memasukkan buah hatinya dalam pesantren. Karena dengan itu, buah hatinya mendapatkan tempaan ilmu, nasehat, dan bimbingan secara langsung dari para kiai. Karena ilmu dan bimbingan-Nya mampu memberikan penerangan menggapai kesuksesan dunia dan akhirat," ujar alumnus Pesantren Darussalam, Blokagung, Banyuwangi.
Dalam kesempatan yang sama, Gus Imam Haudi dari Blokagung, Banyuwangi menambahkan, tidak akan pernah tahu bagaimana nikmatnya masa muda, sebelum datangnya masa tua.
"Takkan pernah ada penyesalan itu berada di awal. Pasti datang di belakang hari. Karena itu, tak sedikit para wali santri memondokkan anak-anaknya agar menjadi lebih baik dari orang tuanya masing-masing," terang Gus Imam.
Ia menghimbau kepada seluruh santriwan dan santriwati terus semangat menggunakan masa mudanya untuk terus belajar, berjuang, dan bertaqwa.
"Karena seorang pemuda harus memiliki tekad kuat, dengan berbekal ini Allah SWT akan mengangkat derajat hamba-hamba-Nya yang memiliki ilmu pengetahuan," tutupnya.
Hadir dalam acara tersebut jajaran forpimka, para asatidz, masyarakat setempat, dan alumni santri laki-laki dan perempuan lintas generasi. (M Sholeh Kurniawan/Muiz)