Jombang, NU Online
Sejumlah pemuda dari lintas agama di Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur berkomitmen menjaga sikap toleransi dan keberagaman.
Komitmen itu mereka nyatakan saat kegiatan Talk Show Kebhinekaan, Rabu (13/6) lalu di Gedung Pertemuan GKJW Mojowarno oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Mojowarno.
"Kita harus mengerti arti toleransi, jangan terpengaruh dunia maya dan jangan mengikuti arus," kata Ketua Pimpin Cabang (PC) IPNU Jombang M Ishomudin Haidar.
Sementara perwakilan dari IPM Imam Chusain Bahrur Roisy mengatakan, di balik keragaman saat ini terdapat kemajuan teknologi informasi yang tingkat pengaruhnya cukup tinggi. Karenanya, para pelajar harus cerdas menyikapi kemajuan tersebut.
"Kita menjadi pelajar yang cerdas, dan belajar dari buku dan para kiai jangan melalui medsos," tuturnya.
Pemuda LDII Noval Abiyoga mengatakan, sikap toleransi harus dijaga di tengah keragaman. Pasalnya, keragaman di Indonesia pada umumnya sudah menjadi niscaya.
Ditambahkan, sikap toleran tidak cukup untuk dimiliki seorang diri. Namun harus menyebar dimulai dari keluarga hingga lingkungan sekitar. "Pendekatan agar tidak terjadi intoleransi melalui dua hal yaitu keluarga dan lingkungan," ungkapnya.
Pernyataan serupa dengan sebelumnya dikemukakan pemuda KPPM Mojowarno Reynaldo Stefa Iglesias. "Toleransi yang harus pertama kita lakukan melalui diri kita sendiri," ucapnya.
Sementara Pendeta Wimbo Santjoko mengatakan, salah satu syarat yang harus dilakukan agar tidak memiliki sikap intoleran adalah tidak menganggap dirinya paling benar.
"Ketika kita merasa benar dan orang lain dianggap tidak benar itulah muncul intoleransi, karena kebenaran mutlak milik Tuhan. Sehingga kita harus menghargai orang lain," jelasnya. (Syamsul Arifin/Muiz)