Daerah

Pelajar Semarang Bahas Indahnya Keanekaragaman Indonesia

Ahad, 29 Juli 2018 | 17:30 WIB

Semarang, NU Online
Global Peace Youth Indonesia Chapter Semarang menggelar Bincang Damai Nusantara di Kedai Renz, Jumat (27/7). Semarang, Jawa Tengah.

Rouf Efendi, ketua Global Peace  Youth Indonesia Chapter Semarang mengatakan acara dilaksanakan sebagai upaya Global Peace  Youth Indonesia Chapter Semarang, untuk mengangkat keindahan dalam keaneragaman budaya di Nusantara. "Tema yang diangkat adalah Ceritaku Ceritamu Merayakan Indahnya Indonesia,” ujarnya. 

Perbincangan dibuka dengan pemaparan dari Joko J Pramono, dosen Jurusan Ilmu Politik Universitas Wachid Hasyim, mengenai Pancasila sebagai ideologi negara yang berperan penting dalam menjaga persatuan dalam kebhinekaan. Menurutnya,heterogenitas tidak perlu dihomogenkan, melainkan dipertahankan melalui keserasian. "Tantangan terbesar bagi kita adalah ketidaksadaran tentang eksistensi Pancasila," katanya. 

Beberapa anggota komunitas yang mengikuti acara ini, ikut membagikan pengalaman mereka saat berada dalam situasi masyarakat yang rukun dan damai, meski dalam keberagaman. Salah satu cerita yang dibagikan adalah dari Yayan, Anggota Forum Persatuan Antar Etnis Indonesia, mengenai masyarakat di Sulawesi Tenggara yang menjujung tinggi toleransi dalam masyarakatnya.

Meski terdiri dari pulau-pulau yang dihuni oleh beragam suku dan beragam bahasa daerah, Sulawesi Tenggara justru termasuk wilayah yang catatan konflik horizontalnya sangat rendah. Kisah damai serupa juga disampaikan oleh para peserta lainnya yang berasal dari berbagai daerah, seperti Bima, Palembang, Pontianak dan Brebes.

Pada akhir perbincangan, Sri Nur Ainingsih, ketua PW IPPNU Jawa Tengah berpendapat bahwa anak muda punya banyak pekerjaan rumah, terutama untuk menyambut bonus demografi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan anak muda adalah memahami secara dalam mengenai diri kita sendiri.

"Apakah bonus demografi ini akan menjadi positif, atau membuat kita larut dalam arus globalisasi. Jangan sampai kita tidak tahu diri kita sendiri," jelasnya. 

Selain itu, Joko juga menambahkan sebuah perumpamaaan bagi indahnya keberagaman di Indonesia. "Saya suka Indonesia seperti sayur asem. Jagung, kacang dan lain-lain itu tetap jadi masing-masing, tapi asemnya meresap ke semuanya dan namanya tetap satu. Sayur asem," ujarnya menutup perbincangan pada malam itu. (Kalista/Kendi Setiawan)





































Terkait