Daerah

Pelajar NU Jombang Tentukan Arah Kiblat

Ahad, 7 Februari 2016 | 17:05 WIB

Jombang, NU Online
Para pelajar Nahdlatul Ulama (NU) Jombang dari beberapa kecamatan memenuhi aula kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) setempat untuk belajar menentukan arah kiblat dan waktu shalat, Ahad (7/2) pagi. Pendidikan hisab dan rukyat yang diadakan oleh IPNU dan IPPNU Jombang ini didampingi oleh KH Ma’muri dan Lutfi Fuadi, pengurus Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Jombang.

Pada pertemuan ini dua narasumber itu membahas pengertian, hukum, dan sejumlah cara menentukan arah kiblat shalat secara keseluruhan bagi umat Islam.

Di depan para peserta pelatihan, Kiai Ma’muri menjelaskan bahwa kiblat menurut bahasa yang menukil dari kamus Al-Munawir berasal dari kata “al-qiblatu” yang memiliki arti hadapan atau kiblat.

“Maksudnya adalah menghadap ke kiblat. Secara terminelogi arah kiblat adalah arah atau jarak terdekat sepanjang lingkaran besar yang melewati kota Mekah dengan tempat kota yang bersangkutan,” kata Kiai Ma’muri.

Dalam praktik, menghadap kiblat dalam shalat bagi umat Islam adalah salah satu syarat sahnya shalat sebagaimana dalil-dalil syar’i yang ada. Demikian juga sejumlah ulama fiqih memaparkan hukum yang sama tentang menghadap arah kiblat.

“Umat Islam telah bersepakat bahwa menghadap kiblat dalam shalat adalah salah satu syarat sahnya shalat,” paparnya.

Bagi orang-orang Mekah dan sekitarnya, lanjut Kiai Ma’muri, perintah itu tidak jadi persoalan karena dengan mudah mereka melaksanakan perintah itu. Tetapi bagi orang yang jauh dari Mekah tentunya timbul permasalahan sendiri. “Terlepas dari perbedaan para ulama tentang cukup menghadap arah menurut yang diyakini saja sekali pun kenyataannya salah,” lanjutnya.

Menurutnya, penentuan arah kiblat khususnya orang Islam yang jauh dari Mekah memerlukan alat ukur agar dipastikan tepat dalam menghadap arah kiblat.

“Arah kiblat yang berada di kota Mekah yang dijadikan kiblat dapat diketahui dari setiap titik di permukaan bumi. Penentuan arah kiblat dapat dilakukan dengan menggunakan ilmu ukur segitiga bola (Spherical Triganametri). Penghitungan dan pengukuran dilakukan dengan derajat sudut dari titik kutub utara dengan menggunakan alat bantu mesin hitung atau kalkulator,” ujarnya.

Ketua IPPNU Jombang Qurrotul Aini berharap kegiatan ini berlanjut tindakan ke depannya supaya nilai kemanfaatan yang diperoleh oleh setiap peserta dapat diterapkan di lembaga IPNU-IPPNU dan lingkungan masyarakat.

“Semoga agenda ini ada tindak lanjutnya. Melalui pelatihan ini peserta diharapkan dapat menerapkan dan memiliki nilai manfaat di IPNU-IPPNU lebih-lebih di lingkungan masyarakatnya masing-masing,” harap Aini. (Syamsul Arifin/Alhafiz K)


Terkait