Daerah

Pelajar NU Gelar Diskusi Publik "Spirit Kartini"

Sabtu, 27 April 2013 | 03:26 WIB

Cirebon, NU Online
Sekitar tiga ratusan peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, aktifis, dan santri dari wilayah Cirebon dan sekitarnya menghadiri diskusi publik bertema “Spirit Kartini di Mata Perempuan Masa Kini”.<>

Acara yang merupakan hasil kerjasama Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) kabupaten Cirebon serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Al-Biruni ini digelar di Aula Kampus II STID Al-Biruni, Babakan Ciwaringin, Cirebon, Jum’at (26/4).

Selain sebagai refleksi dari peringatan hari Kartini, acara ini juga bertujuan untuk turut mengkampanyekan kedaulatan perempuan di segala bidang, dalam arti perempuan memiliki hak dan potensi yang setara dengan laki-laki di bidang pendidikan, ekonomi, dan politik. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Wahyono, ketua PC. IPNU Kab. Cirebon.

“Perempuan tidak boleh dipandang sebelah mata, perempuan harus sama-sama diberi hak untuk mengolah potensi baik di bidang ekonomi maupun politik, terlebih lagi di dalam bidang pendidikan,” jelas Wahyono.

Hal senada disampaikan Putri Hidayani, Ketua PC. IPPNU Kab. Cirebon. Menurutnya acara diskusi publik tentang peran perempuan ini penting untuk digelar, karena dapat dijadikan sebagai media untuk membangkitkan semangat Kartini dalam hal memaksimalkan peran perempuan di tengah masyarakat.

Berkesempatan hadir sebagai salah satu pembicara dalam diskusi publik ini Dr. Siti Fatimah, M. Hum, dosen ISIF dan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, dia memaparkan bahwa perjuangan Kartini sampai sekarang masih perlu diteruskan, karena masih terdapat banyak perempuan yang menjadi objek dan korban kekerasan. Meminjam data dari Komnas HAM 2013, terdapat 8.315 korban kekerasan , termasuk didalamnya 1.085 korban dalam pacaran. 

“Data yang dijelaskan adalah data yang masuk, dan masih banyak lagi yang belum diketahui. Ini potret perjuangan Kartini di era dewasa ini, untuk menghapus kekerasan dan menjadi subjek bukan objek,” ungkap Siti Fatimah.

Ny. Hj. Masriyah Amva, pengasuh pondok pesantren Kebon Jambu menambahkan tentang realita perempuan yang masih ditemui di kalangan pesantren, perempuan masih cenderung dinilai lemah dan harus bergantung kepada laki-laki.

“Sebagai perempuan, penting untuk selalu bercermin kepada lelaki yang kuat, juga kepada wanita tangguh dalam kehidupan ini,” tegas perempuan yang biasa disapa Yu Mas tersebut.

Selain dua pembicara di atas, diskusi publik ini juga melibatkan pembicara dari dinas kebudayaan, pariwisata, pemuda, dan olah raga (Disbudparpora) Kab. Cirebon, H. Asdullah Anwar, MM.

Kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan hari Kartini yang digelar oleh pelajar NU Cirebon setelah sebelumnya melakuakn aksi tebar bunga bagi para pengendara yang melintas di sepanjang jalan Plered Cirebon, Ahad lalu.



Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Sobih Adnan


Terkait