Fatayat NU, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan Kapabilitasnya. Pasalnya, dengan masih lemahnya kapasitas dan kapabilitas Fatayat NU tidak bisa berbuat banyak untuk kemasalahatan umat ataupun berperan pada posisi-posisi penting di keluarga, masyarakat maupun kenegaraan.
“Lemahnya kapasitas dan kapabilitas, menjadikan keterlibatan kader perempuan juga tidak maksimal,? ujar Ketua Umum Pengurus Wilayah Fatayat NU Jawa Tengah Dra. Hj. Elfi Zuhro Kasmawati, MM saat sambutan Pelantikan dan Ikrar Jabatan PC Fatayat NU Brebes periode 2008-2012 bersama peringatan Harlah Fatayat NU ke-58 & Konsolidasi Organisasi di Aula Depag Kab. Brebes Sabtu, (19/4).<>
Untuk itu, kata Hj. Elfi, Fatayat harus mampu mengembangkan diri dan menata organisasi dengan lebih baik lagi. Apalagi Fatayat yang usianya sudah dewasa, 54 tahun, maka dalam pengambilan kebijakannyapun diselaraskan dengan kepentingan yang mengedepankan kebutuhan masyarakat dan anggotanya.
“Selama ini, jumlah Anggota Fatayat begitu besar bahkan kepengurusan bisa sampai ketingkatan akar rumput, pelosok pedesaan. Tapi sayangnya, tidak bisa diketahui secara pasti jumlah anggota yang tercatat karena tidak di data base,” ungkap Elfi.
Masih kata Elfi, kalau kita bisa mengetahui secara pasti kapasitas anggota, maka bisa dipetakan dan langkah bijak apa yang diambil. Dalam bidang pendidikan misalnya, tingkat pendidikan perempuan di Jateng masih sangat minim.
“Apakah yang minim-minim ini orang Fatayat? Harus kita ketahui. Artinya, anggaran pendidikan yang 20% dari APBN & APBD harus kita kawal dengan ketat karena yang kita perjuangkan juga imbasnya untuk peningkatan pendidikan kaum perempuan Fatayat,” tambahnya.
Dalam bidang kesehatan, lanjut Elfi, diketahui kalau tingkat kematian ibu saat melahirkan sangat tinggi. “Di Indonesia, tingkat kematian Ibu melahirkan ada 403/10.000. Padahal, kebutuhan kesehatan reproduksi bagi remaja dan perempuan adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Fatayat, sudah waktunya memasuki ranah ini agar kesehatan perempuan makin meningkat. Ini jihad nyata yang tidak bisa kita tawar-tawar,” ungkapnya.
Artinya, lagi kata Elfi, banyak garapan yang bisa dilakukan oleh Fatayat. “Aksi di masyarakat secara riil, adalah program yang mendesak untuk dilakukan Fatayat. Betapa banyak anak putus sekolah, pengangguran, kemiskinan dan lain-lain yang muaranya juga akan berbalik pada perempuan,” tuturnya.
“Fatayat sekarang, tidak lagi berkutat pada pengajian belaka tapi kiprah nyata di lapangan menuruti kebutuhan masyarakat,” harapnya.
Sementara, Ketua PC NU Kab. Brebes H. Athoillah dalam sambutannya, mengharapkan kepada Fatayat untuk memanfaatkan peluang. “Mustinya, Fatayat bisa memanfaatkan peluang. Di dinas Tenaga Kerja misalnya, sering ada program pelatihan menjahit. Fatayat bisa menggandengnya untuk menyelenggarakan kursus tersebut,” katanya.
Di BKKBN, menangani masalah Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), Fatayat juga bisa berkiprah di dalamya. “Termasuk Anggota Dewan yang berlatar belakang NU, bisa didekati untuk mengucurkan dana aspirasinya untuk pembelian mobil operasional Fatayat, bisa saja. Sehingga tidak terkungkung pada lingkup yang sempit. Kita bisa bereksplor,” saran Athoillah.
Yang dilantik dan berikrar adalah Pengurus Fatayat NU hasil Konferensi pada 7-2-2008 di ponpes Al Hikmah Benda Sirampog Brebes. Hj. Farah Evi, Bsc kembali dipercaya menjadi Ketua Umum. Sedangkan Sekretaris dijabat Mu'minah dan Bendahara Hj. Musliha.
Hj. Farah Efi, saat periode sebelum telah berhasil mendirikan Rumah sakit bersalin, Pusat Informasi dan Konsultasi Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR), dll. (Was)