Probolinggo, NU Online
Bulan Agustus 2013 mendatang, pesta demokrasi berupa Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jawa Timur akan dilaksanakan. Dan sudah barang tentu dalam perhelatan politik tersebut, ormas besar di Jawa Timur Nahdlatul Ulama (NU) akan menjadi primadona untuk menjadi rebutan dalam perolehan suara terbanyak bagi setiap calon itu sendiri.<>
Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Probolinggo KH Moch. Syaiful Hadi kepada NU Online, Rabu (8/5) menegaskan bahwa ormas besar NU sudah jelas tidak akan ikut politik praktis, karena aturan AD/ART NU bahwa NU berjuang tentang akhlakul karimah dan independen dalam menentukan sikap terhadap setiap pesta demokrasi di Indonesia.
“NU tidak kemana-mana, tetapi NU ada dimana-mana. NU harus independen, tetapi tidak mengatur jarak antara partai dengan partai yang lain maupun antara calon dengan calon yang lain. Namun bila bicara personnya, ya bebas memilih, siapapun saja yang mencalonkan diri dalam Pilgub Jatim mendatang,” ungkap kiai asal Desa Curah Dringu Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo ini.
Menurut Kiai Syaiful Hadi, NU dilarang keras memilih atau ikut berkampanye pada salah satu calon. Namun secara pribadinya, boleh-boleh saja warga NU menentukan pilihan dan memang wajib hukumnya untuk memilih. Dan kini sudah mulai banyak calon yang mau mendekati NU untuk memperoleh suara terbanyaknya.
“Saat ini banyak calon yang sudah mendekati ulama dan warga NU. Bahkan tidak segan-segan banyak yang mulai ikut berbaur dalam kegiatan-kegiatan NU. Hal ini bisa dimaklumi, pasalnya Jawa Timur merupakan basis terbesar warga Nahdliyin di Indonesia. Tetapi warga NU harus cermat dan teliti dalam menentukan pilihannya untuk dapat memimpin Jawa Timur ke depan,” jelasnya.
Dikatakan Kiai Syaiful Hadi, warga NU harus memilih calon pemimpin yang mempunyai visi dan misi untuk kesejahteraan warga Nahdliyin. Hal ini perlu dilakukan agar pemimpin yang dipilih nanti merupakan pemimpin yang berakhlakul karimah dan sesuai dengan akidah Ahlussunnah wal Jamaah.
“Pilih calon pemimpin yang mau memahami permasalahan warga Nahdliyin, khususnya di Kabupaten Probolinggo. Jadi jangan hanya sekedar memilih. Lihat visi dan misinya, apakah sudah sesuai dengan keinginan warga Nahdliyin. Namun yang terpenting, pemimpin itu harus berakhlakul karimah dan memegang teguh akidah Ahlussunnah wal Jamaah,” pungkasnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor : Syamsul Akbar