Jember, NU Online
Konsep Islam Wasathiyah perlu diaktualisasikan sekaligus dibumikan di tanah Nusantara bahkan dunia di tengah-tengah merebaknya pemahaman dan pengamatan ajaran Islam yang kian ekstrem, terjebak pada doktrin takfiri, serta aksi terorisme dunia.
Indonesia berkepentingan untuk mengkampanyekan Islam Wasathiyah sebagai arus utama keberislaman serta menjadi energi perdamaian dunia.
Demikian diungkapkan Wakil Sekretaris PCNU Jember, Moch Eksan saat menjadi nara sumber dalam pengajian Ahad Ceria yang digelar Muhammadiyah Cabang Mangli, Kecamatan Kaliwates di Masjid Attaqwa, Mangli, Jember, Jawa Timur, Ahad (6/4).
Seraya menukil pernyataan Grand Syekh Al-Azhar Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama se-Dunia di Istana Bogor awal Mei lalu, Eksan mengungkapkan bahwa Islam Wasathiyah merupakan inti dari ajaran Islam.
“Sesungguhnya, Islam adalah jalan tengah yang moderat, tidak ekstrem kanan maupun kiri, damai, dan anti kekerasan. Islam moderat itulah yang menjadi kata kunci dari kondusifitas Indonesia selama ini, dan seharusnya ini juga menjadi referensi dunia,” tuturnya.
Mantan Sekretaris IPNU Cabang Jember itu menambahkan Islam Wasathiyah adalah Islam Nusantara dan Islam Kemajuan ala NU dan Muhammadiyah.
Islam Nusantara berkonstribusi besar bagi terjaganya perdamaian Indonesia, di mana umat Islam menjadi kekuatan inti perdamaian bangsa tersebut. NU-Muhammadiyah harus memelopori penetrasi dan pembumian Islam moderat sehingga umat Islam tampil sebagai umatan wasathah yang menjadi jangkar bagi tegaknya perdamaian bangsa sekaligus menjadi saksi Indonesia yang religius dan multikultural.
“Itu harus kita perjuangkan secara simultan agar Islam menjadi rahmatan lil alamin,” tambahnya.
Menurut Eksan, Islam Wasathiyah merupakan bentuk perlawanan terhadap ideologi takfiri (pengkafiran kelompok sesama Islam), dan tarhibi (penyebar teror atas nama agama). Kelompok ini tumbuh subur di berbagai negara Islam, dan menjadi biang konflik sektarian serta aksi terorisme di berbagai belahan dunia.
Dikatakannya, Islam Wasathiyah juga merupakan penegasan Islam yang sebenarnya, yang diseret-seret oleh kelompok yang ingin mengkoptasi Islam berdasarkan kepentingan yang sesat dan sesaat.
“Islam Nusantara adalah Islam yang ideal dan fleksibel dalam kondisi apapun,” urainya (Aryudi Abdul Razaq/Muiz).