Daerah

MWC NU dan KUA Tingkatkan Peran Penyuluh Agama

Ahad, 18 September 2011 | 07:58 WIB

Cilacap, NU Online
Kepala KUA Cilacap Selatan, Zen Muzayyin mengatakan bahwasanya tugas penyuluh agama Islam sekarang ini berhadapan dengan suatu kondisi masyarakat yang berubah dengan cepat yang mengarah pada masyarakat fungsional, masyarakat teknologis, masyarakat saintifik dan masyarakat terbuka.

Dengan demikian, setiap penyuluh agama secara terus menerus perlu meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pengembangan diri, dan juga perlu memahami visi penyuluh agama serta menguasai secara optimal terhadap materi penyuluhan agama itu sendiri maupun teknik menyampaikannya.
<>
“Sehingga ada korelasi faktual terhadap  kebutuhan masyarakat pada setiap gerak dan langkah mereka,’’ kata Zen di kantornya Sabtu (17/9)

Oleh karena itu, penyuluh agama Islam mempunyai peranan penting dalam kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 79 tahun 1985 bahwa ”Penyuluh Agama mempunyai peranan sebagai pembimbing masyarakat, sebagai panutan dan sebagai penyambung tugas pemerintah,” tegasnya.

Selanjutnya, penyuluh agama Islam mempunyai fungsi yang sangat dominan dalam melaksanakan kegiatannya, yaitu fungsi informatif dan edukatif. Dalam hal ini penyuluh agama Islam memposisikan sebagai da’i yang berkewajiban menda’wahkan Islam, menyampaikan penerangan agama dan mendidik masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai ajaran agama.

Fungsi Konsultatif, ialah penyuluh agama Islam menyediakan dirinya untuk turut memikirkan dan memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat, baik secara pribadi, keluarga maupun sebagai anggota masyarakat umum.

Fungsi Advokatif, ialah penyuluh agama Islam memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk melakukan kegiatan pembelaan terhadap umat atau masyarakat dari berbagai ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang merugikan aqidah, mengganggu ibadah dan merusak akhlak.

Sementara itu Ketua MWC NU Cilacap Selatan  R Bastuti Ridwan S Ag, SH mengatakan bahwa keberhasilan penyuluh agama Islam dalam melaksanakan tugasnya di masyarakat dipengaruhi oleh beberapa komponen, diantaranya komponen strategi dakwah yang dipilih dan dirumuskan.

Dengan adanya kemajemukan masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, ras, tradisi, bahasa, serta status sosial ekonomi yang berbeda, seorang penyuluh harus menyusun strategi yang tepat dalam pelaksanaan tugas kepenyuluhannya demi tercapainya tujuan tugas itu.

Disamping itu materi penyuluhan tergantung pada tujuan yang hendak dicapai, namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi penyuluhan dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu ” masalah keimanan (aqidah), masalah keislaman (syari`ah) dan masalah budi pekerti (akhlakul karimah)”.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Suryo Pranoto


Terkait