Jombang, NU Online
Musim kemarau menjadi malapetaka bagi Pondok Pesantren Al-Ahsan Desa Karangan, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur karena harus berbagi air bersih dengan petani setempat. Puluhan santri harus hidup dalam kekurangan air bersih.
Kabupaten Jombang sejak awal bulan Juli 2018 lalu sudah memasuki musim kemarau. Hujan yang biasa turun setiap hari kini mulai jarang ditemui. Akibatnya banyak daerah yang mulai merasakan kesulitan air bersih. Tak terkecuali Pesantren Al-Ahsan yang mengalami defisit air bersih.
"Pesantren kami ini berada di dataran tinggi jadi susah air bersih. Pernah coba gali sumur tapi tidak keluar air. Sehingga otomatis kita mengandalkan air sungai saja," jelas Pengurus Pesantren Al-Ahsan, Khairul Muslimin, Sabtu (11/8).
Dikatakan, bahkan setiap Jumat harus berbagi dengan petani jadi otomatis ditutup untuk santri. Apalagi sekarang musim kemarau debit airnya sangat kecil.
Menurut Muslimin, pihaknya sudah berusaha mengantisipasi permasalahan ini dengan mengalirkan air bersih dari pegunungan. Namun hingga kini pihaknya masih terkendala tingginya biaya pembuatan saluran ini. Karena cara satu-satunya yaitu harus menggunakan pipa/paralon pvc 1,5 sebanyak 1000 batang yang menghubungkan jarak sekitar 4 km.
Masalah air bersih memang momok bagi Pesantren Al-Ahsan karena air yang mengalir di sawah juga sudah bercampur dengan pupuk dari lahan pertanian. Masalah ini dapat diatasi bila musim hujan namun tak begitu saat musim kemarau. Kekurangan air untuk masak saja kekurangan apalagi buat wudlu.
"Dengan jarak 4 km ini kami memerlukan pipa pvc 1,5 sebanyak 1000 batang. Dengan perhitungan satu batang pipa sama dengan empat meter. Sedangkan harga perbatang pipa ditambah ongkos kerja pegawai kami bulatkan jadi Rp50 ribu. 1000 pipa biayanya sekitar Rp50 juta," beber Muslimin.
Ia menambahkan, di Pesantren Al-Ahsan ada sekitar 90 santri beserta pengurus yang setiap hari kekurangan air bersih. Terkadang tak jarang kekurangan air ini membuat kegiatan para santri sedikit terganggu. Seperti air bersih untuk wudlu, mandi yang lagi macet.
"Saat ini program pengaliran air dari gunung lewat sedang dilakukan pesantren. Hingga saat ini baru tersambung 160 pipa paralon. Dan masih kurang ratusan paralon lagi untuk membuat air bisa sampai ke asrama santri.
"Kami sangat mengharap para dermawan untuk membantu program pipanisasi air bersih pondok Al-Ahsan. Kami siap mengambil bantuan di tempat atau kirim ke rekening BRI unit Bareng atas nama Pondok Al-Ahsan dengan nomor rekening 6241-01-006465-53-3. Sudah ada yang nyumbang tapi belum banyak," ujarnya.
Santri asal Tuban ini menyebutkan, pihaknya juga terpaksa harus berhutang di toko bangunan sekitar pesantren. Hal ini karena mendesaknya kebutuhan air bersih. Namun utang tersebut harus dibatasi sesuai kemungkinan untuk dibayarkan di kemudian hari. (Syarif Abdurrahman/Muiz)