Daerah

Muhammad Majdi, Sulap Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar

Ahad, 22 April 2018 | 14:45 WIB

Cirebon, NU Online
Lingkungan semakin rusak oleh ulah tangan jahil manusia. Hal itu telah digariskan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Rum ayat 41. Dan dalam memperingati Hari Bumi Internasional 22 April hendaknya jadi momentum meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga bumi sebagai tempat tinggal.

Hal itu mulai digagas Muhammad Majdi di Pondok Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat. “Melihat melimpahnya sampah, maka tidak lagi harus dibuang di tempatnya, ditanam, ataupun dibakar. Sampah, harus dikelola,” katanya, Ahad (22/4).

Bersama timnya, ia membuat percobaan pengubahan sampah plastik menjadi bahan bakar. “Beberapa kilo sampah plastik dimasukkan ke dalam alat yang telah disiapkan. Uap yang dihasilkan itu pun dialirkan ke wadah khusus. Air uap itulah bisa digunakan menjadi bahan bakar,” terangnya.

Mulai awal Aprilt tahun ini, difasilitasi Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Pondok Buntet Pesantren Cirebon, ia merintis pengolahan sampah. “Kami menyebar spanduk berisi peringatan agar tidak membuang sampah, melainkan mengolahnya,” kata pengajar di beberapa sekolah dan pesantren ini.

“Rencananya, saya dan tim bakal keliling pondok di Buntet dan di sejumlah sekolah sekitar untuk memberikan pengetahuan pentingnya mengelola sampah,” ungkapnya. Sampah plastik hanya bisa hancur lebur secara alami jika telah berusia 200 tahunan, lanjutnya.

Percobaannya itu ia unggah melalui akun Youtubenya. “Tak disangka, hal itu menuai respons positif dari masyarakat luas. Salah satunya dari komunitas Youth Spirit dari Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan,” kenangnya. Tiga anggotanya, yakni Ahmad Maulana Faqih, Ahmad Fudola, dan Hafidin jauh-jauh dari Pangkep datang ke Cirebon untuk belajar mengelola sampah dan pertanian, lanjutnya.

Mereka mempelajari alat pembuatan bahan bakar dari sampah plastik. Ya, pria yang akrab disapa Kang Andi itu membuat alatnya sendiri bersama tim yang telah dibentuk.

Kandidat doktor Universitas Islam Nusantara, Bandung itu menjelaskan terkait pengenalan jenis sampah, plastik dan sedikit teori kimia plastik sehingga bisa diubah menjadi bahan bakar. “Kemudian saya menguraikan proses pembuatan alatnya,” sergahnya.

Selain telah membuat alat pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar, pria yang juga aktif sebagai pengurus Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama Kabupaten Cirebon itu juga telah membuat pupuk kompos dari daun dan sisa makanan, serta membuat briket dari sampah kayu dan daun.

“Saya terinspirasi dari beberapa materi yang ada di pelajaran. Lalu, berinovasi dengan penggunaan teknologi baru,” katanya..
Menurutnya, banyak manfaat dari apa yang dilakukannya. “Dengan hasil pemikiran, sampah yang sudah tidak terpakai dapat berubah menjadi barang baru yang tentunya bermanfaat,” pungkasnya. (Syakir NF/Ibnu Nawawi)


Terkait