Daerah

Menulis antara Kemampuan Personal dan Pekerjaan Batin

Sabtu, 15 September 2018 | 18:00 WIB

Menulis antara Kemampuan Personal dan Pekerjaan Batin

Kelas literasi di Jepara Jateng

Jepara, NU Online
Menulis menurut Edi Mulyono, CEO Diva Press berkait erat dengan kemampuan personal dan pekerjaan batin. Hal itu diutarakannya dalam Kelas Literasi yang diadakan Rumah Belajar Ilalang (RBI) berlangsung di sanggarnya, Jalan Kali Jogo Desa Kecapi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara, Jumat (14/9) kemarin. 

Pegiat literasi yang punya nama beken Edi AH Iyubenu ini menyontohkan, saat Sapardi Joko Damono mengarang puisi Aku Ingin Mencintaimu dengan Sederhana, Joko Pinurbo dengan sajaknya Jogja Terbuat dari Rindu, Pulang, dan Angkringan serta salah satu puisi yang tak disebut pengarangnya, Engkau Bukan Segalanya Tapi Nyaris, melalui kemampuan personal dan pekerjaan batin. 

Begitu juga dengan misal di dalam satu majelis sama-sama mendaras awalan Syiir Tanpa Wathan, Ya Rasulallah salamun alaik, dan seterusnya. "Apabila yang hadir 40 orang resapan batinnya juga berbeda," ujarnya kepada NU Online, Sabtu (15/9) di Jepara Jawa Tengah.

Wakil Ketua LTN PWNU DIY menandaskan bahwa literasi dan menulis tidak mungkin tidak bersumber dari pencarian batin serta pemikiran. Menekuni dunia kepenulisan lanjutnya sebagaimana menekuni pekerjaan yang lain misalnya menyulam. "Semakin digeluti semakin lihai," tegas Kandidat Doktor UIN Sunan Kalijaga itu. 

Dirinya kesempatan itu mengapresiasi event Art Kids & Festival Literasi yang merupakan kerja bareng RBI, Rumah Literasi Jepara serta Komnas Perlindungan Anak Jepara. "Saya baru menemukan tempat semacam "Ubud Writer" sekitar Jogja-Jateng ya di sini, Semoga bisa bikin lagi dan istiqamah,"  harapnya.

Sesi kelas literasi makin gayeng ketika beberapa audien mengajukan pernyataan dan pernyataan. Kartika Catur Pelita (KCP), pegiat Akademi Menulis Jepara (AMJ) salah satunya. 

Senada dengan Edi Mulyono ia memaparkan menulis memang bersumber dari batin. 

Ia pun mengaku mulai memutuskan menjadi seorang penulis saat berusia 30 tahun. "Menulis butuh perjuangan panjang yang harus disertai membaca dan kontiunitas menulis. 

Di samping itu juga penting untuk berjejaring terkait literasi. Kelak jika sudah mapan kedepankan good attitude (sikap yang baik)," pungkasnya. (Syaiful Mustaqim/Muiz)


Terkait