Jember, NU Online
Kasus meninggalnya guru SMAN 1 Torjun, Ahmad Budi Cahyono lantaran dianiaya muridnya sendiri, memantik keprihatinan dari sejumlah kalangan. Tidak sedikit yang menyatakan bahwa kasus tersebut sangat memilukan.
Menurut Mochammad Eksan, murid harus taat kepada guru, yang terjadi justru menghajar guru. Jiwa patuh seorang murid semakin lama kian dangkal, dan saat ini moral anak didik dalam relasi sosial antara guru dan murid sudah berada pada titik nadhir.
“Terus terang saya tak habis pikir. Zaman ini sudah kacau, ada murid menghajar guru hingga menyebabkan meninggal," kata Wakil Sekretaris PCNU Jember tersebut kepada NU Online, Sabtu (3/2).
Dalam pandangannya, semua ajaran moral baik yang berasal dari agama maupun budaya masyarakat, sungguh menempatkan murid dalam posisi yang harus menghormati guru. Bahkan dalam Islam, lebih radikal lagi, bahwa anak-anak, istri dan kerabat seorang guru, posisinya sama dengan guru yang juga harus dihormati. "Jadi, Islam sedemikian tinggi menempatkan posisi seorang guru," tandas Eksan, sapaan akrabnya.
Terkait dengan kasus tersebut, Eksan meminta negara untuk memberikan jaminan keselamatan dan kesejahteraan guru. Jangan sampai kasus serupa terjadi lagi di kemudian hari. "Ini harus menjadi pelajaran berharga agar Jawa Timur ramah terhadap guru," harapnya.
Sementara itu, Katib PCNU Jember, MN Harisudin menyatakan kasus tersebut menunjukkan pemisah yang besar antara akhlak anak didik saat ini dan dulu. Dewasa ini, katanya, akhlak generasi muda, termasuk pelajar sudah memudar seiring kian derasnya arus informasi dan budaya yang tidak sepaham dengan ajaran Islam. "Ini perlu jadi perhaitan kita semua," tegasnya. (Aryudi A Razaq/Ibnu Nawawi)