Daerah

Mencintai Bacaan, Langkah Awal Amalkan Nilai Al-Qur'an

Jumat, 1 Juni 2018 | 20:45 WIB

Cirebon, NU Online
Nuzulul Qur'an menjadi satu peristiwa penting pada bulan Ramadhan. Tanggal 17 diyakini menjadi hari turunnya kitab suci umat Islam itu. Hari besar ini diperingati oleh sebagian besar umat Islam. Di antaranya, Pondok Al-Inayah Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat.

Pengasuh Pondok Al-Inayah KH Muhadditsir Rifa'i mengatakan pihaknya mengundang para qari yang berprestasi di tingkat nasional maupun internasional agar para santri dan masyarakat dapat mencintai bacaan Al-Qur'an. Hal ini dilakukan sebagai langkah awal untuk dapat meneladani dan mengaplikasikan nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an.

"Bagaimana mau mengamalkannnya tanpa mencintai bacaannya," ujarnya kepada NU Online, Sabtu (2/6) dini hari.

Kandidat doktor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) Jakarta itu menjelaskan bahwa ia telah menggelar acara tersebut keempat kalinya. Tidak hanya mereka yang berprestasi, Kang Hadis, sapaan akrabnya, juga mengundang para qari lokal untuk tampil melantunkan ayat-ayat suci. Tujuannya agar semangat mereka dapat tumbuh dengan terinspirasi para qari yang berprestasi.

"Kita juga bukan hanya mengundang para qari yang punya prestasi tapi juga menampilkan qari lokal supaya mereka memiliki ghirah dan semangat mencontoh beliau yang berprestasi  nasional dan internasional," katanya.

Kegiatan ini, kata Kang Hadis, diharapkan dapat menumbuhkan minat masyarakat dan santri untuk dapat mendalami Al-Qur'an.

"Harapannya banyak para santri yang belajar tentang Al-Qur'an, bukan hanya belajar satu riwayat," tutur dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati, Cirebon, itu.

Bagi Jamaluddin Husein, Ketua Umum Ikatan Asrama-asrama Pondok Buntet Pesantren (IKAPB) Cirebon, ayat suci yang dilantunkan para qori tersebut sangat menyentuh. Bukan hanya dari segi suara dan bacaannya, melainkan hal itu sebagai media meresapi ayat yang dibacanya.

"Bukan hanya karena suara dan bacaannya saja. Namun, ini adalah hal yang dapat membuat saya tergugah untuk tadabbur dan tafakkur akan makna yang terkandung dalam setiap ayat-ayat yang dilantunkan," ujarnya.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Falah, Bandung, KH Cecep Abdullah Syahid berpesan agar santri dapat membaca Al-Qur'an dengan baik sehingga bisa menjadi pemimpin masa depan dengan mentadabburinya.

Selain Kiai Cecep, hadir juga KH Rifat Aby Syahid, KH Aji Abdul Aziz, H Zainal Abidin, Syamsuri Firdaus, M Zahron Nasywa, M Syamsut Tamreis. Ahmad Zacky Burhani,  M. Hafidh Fadhil Zamzami, Aisyah Muhadditsah Novianti, dan para santri Darut Ta'allumil Qur'an, Cirebon. (Syakir NF/Kendi Setiawan)


Terkait