Klaten, NU Online
Kajian perdana kitab Irsyadus Sari, yang diselenggarakan pelajar Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Klaten di Kantor NU Klaten, Ahad (18/5), diawali dengan mengkaji sejarah penulis kitab yang juga merupakan pendiri NU, Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari.
<>
KH Nawawi Syafi’i, pengasuh pengajian ini, menyampaikan, setidaknya ada dua peninggalan penting dari Hadlratussyaikh. Pertama, adalah Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang Jawa Timur. Kedua adalah Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.
Keduanya perlu dipelihara dan dikembangkan karena keduanya merupakan fondasi Ahlussunnah wal Jama’ah di Indonesia, khususnya di Jawa.
“Peninggalan Mbah Hasyim itu ada dua, yaitu Pesantren Tebuireng dan NU. Jika tidak bisa mengembangkan pesantren Tebuireng, maka kembangkan NU!” tegas Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotush Sholihin Batur Ceper Klaten itu.
Menurutnya, imbauan ini penting bagi warga NU. Terlebih lagi untuk meningkatkan konsolidasi dalam internal NU, yang meliputi warga NU secara kultural maupun struktural.
Labih lanjut, dikatakan oleh Kiai Nawawi, dengan mengenal sejarah KH Hasyim Asy’ari, diharapkan pengurus PC IPNU dan IPPNU Klaten serta warga Nahdliyyin mampu mencontoh semangat belajar dan semangat juang beliau.
“Mengkaji kitab karya KH. Hasyim Asy’ari, akan menciptakan ikatan batin antara pengurus PC IPNU dan IPPNU Klaten serta warga Nahdliyyin kepada KH. Hasyim Asy’ari,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, KH. Nawawi Syafi’i juga memotivasi pengurus PC IPNU-IPPNU Klaten, untuk tetap istiqamah berjuang dan merutinkan kajian tersebut. (Ajie Najmuddin/Mahbib)