Daerah

Masjid Karangmojo Saksi Penyebaran Islam

Selasa, 10 September 2013 | 08:03 WIB

Karanganyar, NU Online
Masjid Jami’ yang bernama Karangmojo menjadi saksi penyebaran Islam di Bumi Intanpari pada masa pemerintahan Mangkunegara III. Hingga kini, tempat peribadatan tersebut masih berdiri kokoh dan ramai dengan aktivitas keagamaan.
<>
Karanganyar yang terkenal dengan Bumi Intanpari dan masih masuk dalam karesidenan Surakarta, Jawa Tengah ternyata memiliki masjid tua dan bersejarah yang dibangun sekitar pada tahun 1865.

Sri Sunaryati yang merupakan Istri cucu buyut dari pendiri Masjid Jami’ mengatakan, masjid berikut bedug tua itu hadiah dari Mangkunegara III untuk kakek buyutnya, Kiai Sirojudin.

Menurutnya, Sirojudin salah seorang ulama terkemuka yang kali pertama membawa ajaran Islam di Karanganyar dan menetap di desa kecil bernama Karangmojo. Dia diminta mengajar ilmu agama dan mengaji oleh Mangkunegara III. Ia pun ditawari hadiah sebagai imbalan.

“Awalnya ditawari akan diberi tanah perdikan dari Pabrik Gula Tasikmadu sampai Jongkang, tapi kakek saya tidak mau. Beliau memilih dibuatkan masjid di Desa Karangmojo untuk menyebarluaskan ajaran Islam,” kata Sri yang sekarang berusia 68 tahun, Senin (9/09).

Sementara itu, ketua takmir masjid Karangmojo Achmad Busyairi mengatakan, sebelum dibangun oleh Mangkunegara III masjid itu masih berupa sebuah surau kecil di tengah desa. Setelah mendapat bantuan dari Mangkunegara, masjid ini dibangun. Saat itu masjid belum sebesar kini. Atapnya berupa genteng sirap. Dindingnya tembok bata yang tebal. Di tengah-tengah terdapat empat cagak kayu jati.

Masjid tua itu telah beberapa kali direnovasi. Pada 1910, pengurus masjid membangun serambi depan yang biasa digunakan untuk tempat belajar membaca al Quran. Setelah itu, mereka juga menambahkan serambi pada sisi kanan dan kiri Masjid pada 1991.


(Ahmad Rosyidi/Alhafiz K)


Terkait