Brebes, NU Online
Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE berharap Nahdlatul Ulama membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes dalam memajukan daerah. Terutama dalam peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan pembangunan lainnya. Sehingga terjadi keseimbangan antara pembangunan lahir maupun batin.<>
Hal tersebut disampaikan Bupati saat sambutan peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-89 NU dan Pelantikan MWC NU Kecamatan Songgom, Brebes di Lapangan Desa Jatirokeh Songgom, Ahad (8/2).
NU menjadi gerbong terbesar untuk pembangunan daerah. Maka peran sertanya dalam pembangunan daerah sangat dinanti. “Banyak hal yang bisa dilakukan oleh NU, Muslimat, Fatayat, Ansor, dan IPNU-IPPNU dalam menggerakan seluruh potensi daerah,” kata Bupati.
Idza percaya, di NU banyak tangan-tangan kreatif yang bisa menorehkan prestasi. Seperti di pelayanan KB terbukti Muslimat NU Brebes menjadi juara 1 tingkat Jawa Tengah. Begitupun dalam penggarapan bidang pendidikan telah banyak dilakukan oleh LP Maarif NU dan kegiatan ekonomi kreatif juga telah digarap oleh para ibu-ibu Muslimat, generasi muda NU dan lembaga serta badan otonom lainnya.
“Membantu Pemkab, bisa dengan memaksimalkan kegiatan ekonomi kreatif,” tandas Idza yang juga Wakil Ketua PC Fatayat NU Brebes itu.
Ketua MWC NU Songgom Harun SAg bertekad akan mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah di kalangan warga NU. Sebab hal ini telah dilakukan oleh para pendahulu NU yang menggiatkan Nahdlatul Tujar pada zamannya. “Kita sudah terbiasa dengan kebiasaan mengembangkan usaha ekonomi kreatif,” kata Harun.
Disamping itu, lanjutnya, MWC NU Songgom siap menyesuaikan berbagai kegiatan NU yang disinergikan dengan kegiatan pemerintahan daerah. “NU selalu bersinergi dengan pemerintah, terutama dalam hal-hal yang menyangkut kemaslahatan umat,” ungkapnya.
Sementara Ketua PC NU Brebes H Athoillah Syatori MSi menjelaskan, NU hingga sekarang masih menghadapi dua tantangan besar, yakni tantangan ideologi dan ekonomi.
Kalau tantangan ekonomi, kata Atho, nahdliyin sudah terbiasa. Karena nahdliyin sudah terbiasa hidup prihatin. Sehingga apapun alasannya, kuat bertahan dengan terus menerus mengupayakan diri keluar dari lilitan ekonomi. “Pelaku UMKM, mayoritas adalah nahdliyin,” terangnya.
Tantangan ideologi, menurut Atho, bisa dikatakan berat juga ringan. Tantangan berat yang dihadapi warga nahdliyin ialah gerakan Islam transnasional. Paham ini cenderung menebar kebencian dan kekerasan sehingga meresahkan masyarakat. “Kita harus teguh pendirian dengan membentengi diri dari aliran-aliran Islam radikal tersebut,” tandas Athoillah.
Harlah ke-89 NU dibarengi dengan pelantikan Pengurus MWC NU Songgom periode 2014/2019, Pengurus Muslimat NU periode 2014-2019, dan Pengurus IPNU-IPPNU periode 2015/2017.
Pelantikan juga dimeriahkan dengan pawai ta’aruf yang menampilkan berbagai potensi daerah di Kecamatan Songgom. Lebih kurang 200 mobil hias memadati jalan-jalan di Kecamatan Songgom dari pukul 8 pagi untuk memeriahkan pawai. (Wasdiun/Fathoni)