Jember, NU Online
Lembaga Takmir Masjid Nadlatul Ulama (LTMNU) Jawa Timur menggelar Pelatihan Manajemen Masjid dan Sosialisasi Sertifikasi Tanah Masjid se-tapal kuda di aula STAIN Jember, Sabtu (16/2).
<>
Pelatihan tersebut diikuti oleh 70 peserta yang terdiri dari unsur pengurus Masjid dan MWCNU se-tapal kuda, yang meliputi Jember, Banyuwangi, Lumajang, Bondowoso dan Situbondo. Sejumlah tokoh seperti Ketua LTMNU Jawa Timur H Ali Mas’ud Kholqillah, Ketua STAIN Jember Prof Babun Suharto, Ketua PCNU Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin dan KH Bawi Fatoni, juga tampak mengisi kursi di deretan depan.
Dalam sambutannya, KH Abdullah Syamsul Arifin menegaskan, pentingnya keberadaan masjid sebagai tempat ibadah sekaligus benteng pertahanan ideologi.
“Coba, seminggu sekali saja di masjid diselenggarakan pengajian sullam safinah, aman sudah di lingkungan itu dari aliran-aliran baru,” tegasnya.
Menurut Gus Aab –sapaan akrabnya—masjid perlu difungsikan dan dihidupkan secara maksimal. Selain sebagai tempat ibadah, masjid adalah tempat yang paling tepat dan potensial untuk konsolidasi.
“Jadi sebenarnya masjid itu mempunyai fungsi sentral, intinya untuk kepentingan umat,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Gus Aab juga didapuk untuk membuka pelatihan tersebut.
Sementara itu, Sekretaris PWNU Jawa Timur, Masyhudi Muchtar menegaskan perlunya masjid memiliki sumber pendanaan yang jelas dan mandiri. Untuk itu, ia mengusulkan agar setiap masjid memiliki Badan Usaha Milik Masjid (BUMM).
“Badan tersebut berfungsi untuk mencari dana pembiayaan kegiatan-kegiatan masjid,” jelasnya.
Selain itu, Masyhudi juga mengusulkan perlunya masjid membentuk semacam Badan Pelayanan dan Pengembangan Masyarakt (BP2M).
“Ini juga penting untuk melayani kebutuhan masyarakat, terutama untuk melayani kebutuhan masyarakat sekitar masjid,” ungkapnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Aryudi A Razaq