Daerah

Lebaran, Pedagang Ketupat Panen Rejeki

Kamis, 15 Agustus 2013 | 00:03 WIB

Probolinggo, NU Online
Bukan hanya bulan Ramadhan yang membawa berkah bagi umat muslim. Namun, hari raya Idul Fitri atau Lebaran juga sangat dinanti-nantikan para pedagang, salah satunya pedagang janur kuning dan ketupat.<>

Para pedagang ketupat dan janur kuning yang mayoritas berasal dari daerah pegunungan ini bisa meraup penghasilan lebih banyak dari hari-hari biasanya.

Pada hari raya Idul Fitri, mayoritas umat muslim, tepatnya dihari ketujuh menghidangkan ketupat sebagai makanan khas. Sehingga, para pedagang yang menjual janur yang di bawanya dari gunung laku lebih banyak dibandingkan dengan hari-hari biasa.

Seperti halnya yang dirasakan oleh Mariani (26 th), wanita asal Desa Liprak Kidul Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo ini. Setiap tahun bila lebaran tiba dirinya mengaku selalu menjual ketupat dan janur kuning di pasar Sebaung Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo.

Aktivitas itu dia lakukan mulai H-1 Lebaran. Seperti yang terlihat, Rabu (14/8) pagi. “Saat lebaran, saya bisa menjual sekitar 1.000 buah ketupat setiap harinya. Alhamdulillah bisa menambah penghasilan rumah tangga,” ujarnya kepada NU Online.

Dari pengalaman yang telah dilakoninya beberapa tahun sebagai penjual ketupat di sejumlah pasar, Mariani mengakui bila masyarakat lebih suka membeli ketupat yang sudah jadi dari pada membeli janurnya. Dikarenakan, selain harga antara ketupat jadinya dengan janurnya selisihnya juga tidak terlalu besar. Yakni berkisar antara Rp. 500 hingga Rp. 1000. Selain itu, masyarakat juga tidak perlu susah-susah untuk menganyam membuat ketupat.

“Masyarakat lebih banyak yang membeli ketupat jadinya dari pada janurnya. Sehingga saya harus cepat-cepat membuat ketupat agar tidak sampai kehabisan,” terang Mariani.

Untuk satu ikatnya berisi sebanyak 10 ketupat dan harganya juga variatif, berdasarkan ukuran besar kecilnya ketupat per ikatnya tersebut. Yakni, untuk satu ikatnya berkisar antara Rp. 2000 hingga Rp. 3000.

Hal senada juga disampaikan oleh Sulis,  salah seorang pembeli dari Desa Tegalmojo Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo yang pagi itu sudah tampak membeli ketupat. Dia lebih memilih membeli ketupat yang sudah jadi, dari pada masih membeli janurnya. Alasannya, dirinya mengaku ribet bila harus membeli janurnya.

Selain harganya juga tidak terlalu banyak selisihnya, dia tidak harus repot membuat ketupatnya. Sehingga waktu tidak terbuang hanya untuk membuat ketupat, sebab tinggal mengisi dan memasaknya saja. “Kalau masih membeli janurnya capek buat ketupatnya mas. Harganya juga gak seberapa besar selisihnya. Jadi lebih enak beli ketupat yang sudah jadi saja,” tuturnya singkat.

Pantauan NU Online pagi itu, beberapa pedagang janur dan ketupat meski hanya dengan beralaskan tikar terlihat sibuk menganyam janur untuk dibuat ketupat. Sesekali mereka tampak sibuk melayani pembeli dan terlibat tawar menawar harga.



Redaktur     : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar


Terkait