Daerah

LBMNU Jember Nilai Wajar Keberatan Warga terhadap Kelompok Salafi

Selasa, 7 Maret 2017 | 07:42 WIB

Jember, NU Online
Keberadaan  kelompok salafi di beberapa titik di Kabupaten Jember, Jawa Timur telah memunculkan keresahan di kalangan warga setempat. Paling tidak keresahan tersebut dirasakan oleh warga Lingkungan Pakem, Kelurahan Kranjingan, Kecamatan Sumbersari, Lingkungan Gumukbago, Kelurahan Tegalbesar, Kecamatan Kaliwates dan Dusun Sumberejo, Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung. Di tiga titik itulah, basecamp kelompok salafi berada. 

Mereka secara resmi mengrim surat “pengaduan” ke PCNU Jember lewat surat yang ditandatangani oleh puluhan warga sekitar, belum lama ini. Selain meminta bantuan PCNU Jember untuk “mengatasi” persoalan tersebut, mereka juga memaparkan sejumlah fakta terkait amaliah dan prilaku keagamam kelompok salafi yang dinilainya berpotensi mengadu domba antarmuslim. Sebab, kelompok tersebut sangat mudah mencaci-maki amaliah, bahkan mengkafirkan kelompok lain yang berbeda aliran. 

“Oleh karena itu, kami sangat keberatan, dan meminta pihak-pihak terkait untuk turun tangan sehubungan dengan pendirian lembaga tersebut. Sebab, dari awal kami memang tidak pernah setuju pendirian lembaga itu,” bunyi surat tersebut.

Sementara itu, Sekretaris Ikatan Takmir Masjid Kabupaten Jember Edy Prasetio menegaskan, sejatinya lembaga yang menamakan diri pesantren salafi tersebut, sama sekali tidak mengakar di masyarakat.  Santri-santrinya rata-rata didatangkan dari luar Jember dan mereka membuat kegiatan terpisah dari masyarakat. 

“Tidak hanya itu, dalam penelusuran saya, di situ banyak anak seusia SD. Ternyata mereka adalah orang luar Jember, ditaruh di Jember. Begitu juga sebaliknya, anak-anak Jember yang terkena bujuk rayu mereka, pasti ditaruh di luar Jember. Tujuannya adalah untuk memisahkan anak-anak itu dari pengaruh orang tuanya. Bahkan akhirnya, banyak anak-anak salafi yang akhirnya memusuhi bahkan menganggap kafir orang tuanya sendiri karena sudah tidak satu aliran. Ini  bahaya!” ucapnya kepada NU Online di Jember, Senin (6/3). 

Menanggapi keberatan tersebut, Ketua LBMNU Jember Ustadz Syukri Rifa’ie menegaskan bahwa pihaknya dan siapa pun harus mengakomodir keberatan warga sekitar lembaga salafi. Ustadz Syukri menilai keresahan yang mereka rasakan bisa dimafhumi. Sebab, prilaku keagamaan kelompok salafi memang eksklusif, tidak menyatu dengan masyarakat sekitar.   

“Wajar kalau warga kemudian merasa resah, apalagi mereka tidak menghormati amaliah dan budaya  warga sekitar,” jelasnya.

Oleh karena itu, ada beberapa langkah yang akan dilakukan LBMNU Jember terkait hal tersebut. Pertama, memperkokoh aqidah warga sekitar salafi dengan mengadakan pengajian secara intens. Kedua, mengusahakan program yang sama atau bakan lebih baik dibanding apa yang ditawarkan kelompok salafi.  

“Ketiga, kita perlu investigasi ke bawah untuk mencari tahu siapa-siapa saja yang sudah dicuci otaknya oleh kelompok salafi,” jelasnya. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi) 



Terkait