Brebes, NU Online
Maraknya ustadz dadakan yang tidak memiliki ilmu yang mumpuni, menjadi keprihatinan tersendiri bagi Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Brebes.
Terbukti, para ustadz dadakan pemahamannya sangat dangkal karena hanya belajar di internet sebagai bekal materi untuk mengisi ceramah. Sehingga kerap menimbulkan fitnah seperti membid'ahkan ajaran-ajaran NU.
Demikian disampaikan ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Brebes Ahmad Munsip dalam sambutan membuka Kursus Dai Muda Ansor (KDMA) di Majelis Ta' lim An-Nahdliyah Desa Keboledan Wanasari Brebes, Kamis (10/5) malam.
Untuk berdakwah, kata Munsip, kader Ansor telah memiliki ilmu yang cukup karena mayoritas berasal dari Pondok Pesantren serta mencari ilmu sejak dini. Sehingga tidak ada keraguan dalam kapasitasnya sebagai seorang dai. Untuk itu, dia meminta kader Ansor tidak perlu minder dan harus berani mendakwahkan ajaran-ajaran Ahlusunnah wal jamaah ala Nahdliyah.
“Sampaikan dengan penuh hikmah, yang tentunya dengan metode dan trik yang jitu,” ucap Munsip.
Ketua PAC GP Ansor Wanasari Bayu Rohmawan menjelaskan, digelarnya KDMA oleh GP Ansor Wanasari, Kabupaten Brebes selama dua hari bertujuan mencetak kader-kader muda NU untuk menjadi dai yang mumpuni, Kredibel dan berkapasitas.
Pada program KDMA angkatan III ini, lanjut Bayu nantinya akan diterjunkan dalam kegiatan terawih keliling PAC GP Ansor Wanasari di Bulan Ramadhan. Selain itu, juga diberdayakan dalam kegiatan Majlis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor.
"Setiap Ramadhan, Ansor Wanasari selalu mengadakan terawih keliling, maka dibutuhkan da'i muda Aswaja yang mampu mendakwahkan amaliyah-amaliyah NU dengan baik," jelas Bayu.
Ketua panitia KDMA angkatan III PAC GP Ansor Wanasari Rizal Amri menambahkan, kegiatan diikuti 15 orang dari perwakilan Pimpinan Ranting (PR) Se Kecamatan Wanasari dengan narasumber sejumlah dai yang berkompeten dalam bidang dakwah. (Wasdiun/Muiz)