Sukoharjo, NU Online
Untuk bisa terus bertahan dan berkembang, jamaah dan jamiyah Nahdlatul Ulama (NU) hendaknya satu komando. Menjaga persatuan dan kebersamaan sebagai jawaban atas ancaman yang selama ini kerap menggangu keberadaan NU. Banyak kalangan yang tidak menghendaki jamiyah ini berkembang.
Harapan ini disampaikan KH Khomsun saat tarawih keliling di Masjid An-Nur Majan Tiyaran, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Jumat (24/5) malam.
"Mari bersama-sama kita saling mengingatkan untuk menjaga keluarga dari paham-paham yang yang bertentangan dengan negara," kata Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sukoharjo ini.
Dalam pandangannya, sebagai warga Nahdlatul Ulama (nahdliyin) sudah sewajarnya dan wajib harus merapatkan barisan. “Hal tersebut penting dalam upaya menjaga kebersamaan dan menghindari serangan dari sejumlah kalangan yang tidak menghendaki NU bersatu dan maju,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut Kiai Khomsun mengajak dan menyampaikan pesan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama agar jamaah mendoakan keamanan di Jakarta. “Khusus untuk warga NU tetap membaca shalawat Assyighil selama Ramadhan, dengan harapan semoga membawa barakah dan keselamatan bagi bangsa Indonesia,” jelasnya.
Sementara Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Bulu, H Joko Novianto mengucapkan terima kasih kepada PCNU yang sudah hadir dalam kegiatan di wilayah Bulu.
Di akhir acara PCNU Sukoharjo mewakafkahkan beberapa Al-Qur’an, jam dinding dan juga jam istiwa shalat dari Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama setempat. Hal ini sebagai penanda bahwa masjid An-Nur di Dukuh Majan sebagai salah satu masjid NU. (Arinto Dwi/Masri Zaini/Ibnu Nawawi)