Cimahi, NU Online
Kegiatan Kuliah Dhuha Remaja (KDR) yang rutin dilaksanakan tiap minggu kedua tiap bulan, kembali dilaksanakan oleh PC IPNU-IPPNU Kota Cimahi dengan pelaksana kegiatan PAC kecamatan Cimahi Utara.
<>
Pada Kegiatan kali ini, yang menjadi pokok bahasan adalah tentang Ujian Nasional, sehingga acara dikemas menjadi tausiyah, seminar motivasi, serta istigotsah dan do’a bersama untuk Ujian Nasional bertemakan “Doa Tanpa Usaha Sia-Sia, Usaha Tanpa Do’a –Apa yang Kau Bisa?” Kegiatan ini merupakan usaha dan wahana untuk memberikan media khususnya kepada para siswa yang akan menghadapi Ujian Nasional.
Kegiatan dimulai sejak pukul 08.00-12.00 ini diikuti oleh lebih kurang 120 orang pelajar dari berbagai sekolah di kota Cimahi, baik dari tingkatan SMP, SMA juga tingkat perguruan tinggi.
Kegiatan diawali dengan sajian hiburan oleh grup el-Mijmar dengan menyuguhkan musik hadrah melantunkan pujian dan shalawat kepada Baginda Nabi Muhammad Saw, dilanjutkan dengan acara seremonial sambutan dari ketua pelaksana yaitu Bagus Legowo serta tausiyah dari ketua PCNU Cimahi KH Enjang Nasrullah.
Pada kesempatan itu, ketua PCNU memberikan tiga poin utama dalam menghadapi ujian, yaitu berusaha, berdoa dan bertawakal. Dilanjutkan dengan materi motivasi dari Kang Suyanto sebagai perwakilan dari Keluarga Mahasiswa Nahdhatul Ulama (KMNU) UPI.
Kegiatan ini diakhiri dengan istighotsah dipimpin langsung oleh Rais Syuriyah NU kota Cimahi KH Alan Nur Ridwan.
Ketua PC IPNU Kota Cimahi, Fauzul Haq mengatakan “Tujuan dari kegiatan ini, selain untuk meningkatkan ukhuwah antar sesama pelajar di kota Cimahi, untuk memberikan pencerahan kepada para pelajar di kota Cimahi dalam menghadapi ujian, baik Ujian Nasional, Ujian Sekolah, maupun ujian ke Perguruan Tinggi.”
Selain itu ia menambahkan, setidaknya ada tiga problematika pelajar saat menghadapi ujian, pertama orang yang hanya berdo’a namun tidak ia tidak pernah berusaha untuk belajar, sehingga dalam fikirannya hanya ada kata “kumaha engke”, kedua orang yang terlalu fokus dalam belajar, namun ia tidak pernah berdoa seolah ia “tidak perlu” pertolongan dari Allah, bahkan saking “paranoidnya” ia berani meninggalkan kewajibannya sebagai seorang Muslim yang taat. Dan Ketiga orang yang tidak mau berdoa dan berusaha, sehingga ia hanya mencari cara “instan” untuk menjalani ujian.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Bustanul Arifin