Daerah

Korelasi Makna Kerasulan dengan Aspek Pendidikan

Senin, 6 Mei 2013 | 04:44 WIB

Probolinggo, NU Online
Ada 4 (empat) aspek pendidikan yang dapat dikaji dari hasil analisis terhadap arti kerasulan. Yaitu, makna kerasulan tersebut mengingatkan pentingnya pendidikan akhlaq. Sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW “Aku diutus kemuka bumi ini untuk menyempurnakan akhlaq”. Rasulullah SAW sebagai suri tauladan yang agung yang memiliki  keutamaan akhlaq yang luar biasa.
<>
Demikian pernyataan yang disampaikan pengurus bidang dakwah Pimpinan Cabang (PC) Muslimat Kota Kraksaan Siti Nur Tamami ketika memberikan tausiyah di MI Ihyauddiniyah Desa Duren Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo dalam bimbingan teknis (bimtek) guru MI se Kecamatan Gading, Ahad (5/5). 

Menurut Nur Tamami, makna kedua dari kerasulan tersebut juga mengingatkan tentang pentingnya mentaati guru. Para Rasul yang diutus oleh Allah SWT adalah guru bagi kaumnya. Allah SWT menyuruh umat manusia mentaati Rasul ini berarti Allah SWT menyuruh umat manusia mentaati guru dan jangan menentangnya.

“Ketaatan kepada guru ini adalah terkait dengan peran guru sebagai agen ilmu dari Allah SWT. Karena para guru sebagai mediator. Para Rasul sudah melaksanakan peranannya, walaupun dalam prakteknya ada yang berhasil dan banyak pula yang gagal dan kurang berhasil. Begitu juga seorang guru berkewajiban untuk melaksanakan  peranannya walaupun akan menemui kegagalan,” ungkapnya.

Makna ketiga kerasulan dikatakan Nur Tamami adalah mengingatkan pentingnya profesionalisme bagi seorang guru. Para ahli pendidikan pada umumnya banyak yang sepakat bahwa seorang guru yang profesional adalah guru yang selain  menguasai materi pelajaran juga mampu menyampaikannya secara efektif dan efisien, juga harus memiliki akhlaq yang mulia dengan mengamalkan nilai-nilai luhur yang diajarkan pada siswanya.

“Seperti para Rasul yang menguasai dengan baik ajaran Allah SWT yang harus disampaikan kepada umat manusia dengan penyampaian secara efektif dan efisein juga berakhlaq  mulia. Sikap para Rasul ini ciri-ciri professional bagi seorang guru,” jelasnya.

Sementara makna kerasulan keempat menurut Nur Tamami adalah mengingatkan tentang banyaknya tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang guru. Selain agen ilmu, juga sebagai pengawal mural dan sebagai tauladan, reformer, pembaharu, inovator, guru bangsa, pejuang, pekerja keras, wiraswasta, orang tua yang baik dan bertanggung jawab, sahabat yang setia, hakim yang adil dan  pemimpin yang bijaksana. 

“Peran-peran positif ini yang harus dilakukan oleh seorang guru dapat dianalisis melalui 7 peran kerasulan,” terangnya.

Ketujuh peran kerasulan tersebut dijelaskan Nur Tamami meliputi tugas Rasulullah sebagai pengajar dan pendidik, tugas dan fungsi Rasul sebagai saksi atau penilai terhadap perbuatan manusia, tugas  dan fungsi Rasul sebagai Muballigh yaitu menyampaikan ajaran yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada umat manusia serta tugas  dan fungsi Rasul sebagai Mubayyin, yang diberi mandat untuk menjelaskan wahyu Allah SWT kepada umat manusia.

“Selain itu, tugas  dan fungsi Rasul sebagai reformer (pembaharu) terhadap ajaran agama-agama yang datang sebelumnya, tugas  dan fungsi Rasul sebagai uswatun hasanah (panutan yang baik) atau sebagai model ideal bagi kehidupan segala bidang, terutama dari segi akhlaq yang mulia. Uswah hasanah tersebut harus diambil alih oleh para guru untuk dijadikan tauladan bsgi peserta didiknya serta tugas dan fungsi Rasul sebagai Hakim yang mengadili perkara yang terjadi diantara para pengikutnya dengan perpedoman pada Al-Quran dan Al-Hadits,” tambahnya.

Berdasarkan tujuh  peran kerasulan tersebut ditambahkan Nur Tamami, terlihat dengan jelas tentang makna kerasulan banyak terkait dengan kualitas, peran, fungsi dan hak-hak yang harus dimiliki oleh guru.

“Dengan mengikuti ajaran Rasulullah SAW yang kemudian disampaikan oleh para ulama dan guru, maka manusia akan ditempatkan pada posisi yang bermartabat, terhormat, maju secara seimbang jasmani dan rohaniah, material dan spiritual, keimanan dan ketaqwaan serta penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi,” pungkasnya.


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor : Syamsul Akbar


Terkait