Daerah

Komunitas Mata Pena Road Show ke Madrasah NU

Selasa, 1 November 2011 | 01:03 WIB

Kudus, NU online
Selama dua hari rombongan komunitas Mata Pena Yogyakarta (KMY) mengadakan road show ke sejumlah madrasah NU di kabupaten Kudus. Rombongan KMY yang terdiri 4 orang pengurus komunitas itu Ahad (30/10 ) mengunjungi MA NU Nurul Ulum Jekulo dan MA NU Nurussalam Besito Gebog Kudus sementara Senin (31/10) di MA NU Muallimat dan MA NU TBS Kudus.

Saat berada di MA NU Nurussalam Besito, mereka memperkenalkan KMY dan sharing penulisan kreatif bersama ratusan siswa-siswi madrasah tersebut.
<>
Pelaksana divisi Pengembangan Komunitas dan Jaringan Mata Pena Peppy al Ikhtiqom mengatakan road show ini bertujuan mengenalkan komunitas Mata Pena sekaligus menjaring keanggotaan baru di sejumlah madrasah dan pesantren.

“Kami ajak pelajar maupun santri yang mempunyai potensi menulis untuk bergabung menjadi anggota komunitas,” katanya.

Di depan ratusan siswa-siswi, Peppy menjelaskan komunitas Mata Pena adalah komunitas literasi yang lahir dari kegelisahan remaja Indonesia terhadap budaya bangsa.

“Komunitas Mata Pena memilih tradisi baca tulis sebagai jalan untuk mencoba mengubah diri kita sendiri dan remaja Indonesia ke arah yang lebih baik,” ujarnya.

Dikatakan, komunitas Mata Pena memiliki komitmen menyebarkan gagasan tentang sastra pesantren dan sastra yang berpijak pada nilai-nilai lokal dan tradisi yang membumi yang mengedepankan nilai-nilai tasamuh (toleransi), tawazun (proporsional) ta’adul dan tawasuth (moderat).

“Karya sastra  yang ditulis Mata Pena tidak akan melenceng dari pesantren dan tidak berbau bid’ah serta mengkafirkan antar sesama. Bahkan isi novel kita kadang ada yang meng-conter ajaran-ajaran kelompok yang suka membid’ahkan,” terang Pepy - pria yang berjenggot lebat ini.

Selain road show, Mata Pena memiliki program kegiatan yang meliputi ngobrol sastra, tahlilan sastra, workshop, liburan sastra di pesantren dan penerbitan novel.

“Disamping itu, kami juga membuka kesempatan bagi pelajar untuk mengirimkan naskah novel ke komunitas. kalau layak akan kita terbitkan,” tambahnya lagi.

Pada sesi kedua, fasilitator KMY Sachri M Daroini memberikan motivasi dan trik penulisan kreatif  termasuk menulis novel  kepada siswa-siswi. Novelis asal Kota Madiun ini mendorong para pelajar untuk selalu menuangkan ide-ide gagasan cerita dalam bentuk karya sastra atau novel.

“Berbagai cerita atau kejadian yang kita alami dari ruang sempit, di sekolah maupun disekitar kita bisa kita tulis menjadi cerita menarik,” ujar Sachree.

Kedatangan komunitas ini ke MA NU Nurussalam ini disambut antusias dari siswa-siswi. Tidak hanya mengikuti  acaranya, siswa-siswi juga membeli buku-buku sastra karya Mata Pena yang diterbitkan Pustaka Pesantren Yogyakarta.

“Kehadiran Mata Pena ke madrasah memberikan inspirasi kami untuk menulis novel maupun karya sastra lainnya. Sekarang saya akan bersemangat lagi belajar menulis,” ujar salah satu siswi MA Nurussalam Fatihatul Munawaroh ketika dimintai kesan-kesannya.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Qomarul Adib


Terkait