Yogyakarta, NU Online
Mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama’ (KMNU) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengadakan tahlilan dari rumah ke rumah pada Kamis (08/06). Tahlilan yang diadakan dari rumah satu dosen ke dosen yang lain ini, selain untuk melestarikan budaya NU, juga untuk menjalin silaturrahim antar mahasiswa dan dosennya serta antar sesama warga Nahdliyyin. <>
Syamsuddin, ketua KMNU menuturkan bahwa tahlilan yang bertempat di Ngepringan 04, Sendangrejo, Minggir, Sleman, Yogyakarta, kediaman Hadimin, salah satu dosen Universitas Negeri Yogyakarta ini merupakan realisasi pertama dari program tahlilan dari rumah ke rumah tersebut.
“Program tahlilan ini sejak dulu memang sudah ada. Tapi hanya ditempatkan di masjid Minhajul Hidayah, Samirono, Yogyakarta. Baru sekarang yang dilaksanakan di kediaman dosen,” tutur Irkhas, salah seorang anggota KMNU UNY kepada NU Online.
Acara tahlilan yang dilaksanakan oleh 11 orang anggota serta pengurus KMNU bersama sejumlah masyarakat setempat ini berlangsung ba’da isya’ hingga pukul 22.00 waktu setempat. Diawali dengan ramah tamah bersama tuan rumah, disusul kemudian dengan mau’idhah hasanah yang disampaikan oleh Mohammad Hasbullah, alumni pengurus KMNU UNY, dilanjutkan dengan acara inti, yaitu tahlil, kemudian diakhiri dengan do’a dan ditutup dengan makan bersama.
Dalam acara tersebut, Arief Rohman, pembina KMNU UNY yang juga menjadi dosen di Universitas pimpinan Rochmat Wahab, ketua Pengurus Wilayah Daerah Istimewa Yoryakarta ini. Seusai acara yang berlangsung dengan khusyu’ dan penuh nuansa kekeluargaan ini, dirumuskan beberapa agenda besar dan langkah strategis yang perlu ditempuh oleh KMNU UNY.
Salah satu agenda yang berhasil dirumuskan adalah tempat di mana tahlilan dari rumah ke rumah ini akan dilaksanakan selanjutnya, melanjutkan agenda pendataan dosen dan karyawan UNY yang termasuk warga nahdliyyin, serta mengadakan musyawarah akbar KMNU se-Indonesai guna membahas status KMNU dalam struktur Nahdlatul Ulama’.
Terkait hal ini, Syamsuddin menyampaikan, ‘sejauh ini KMNU sudah membawa bendera UN. Tapi hingga hari ini kami belum mendapatkan pengakuan yang sah bahwa kami adalah bagian dari NU.’
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Nur Hasanatul Hafshaniyah