Konferensi Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo, Selasa (27/12) menempatkan duet KH Sholeh Asyari dan Gus Fauzan Adzim untuk memimpin MWCNU Kecamatan Gading periode 2016-2021.
Dalam konfercab yang digelar di Pondok Pesantren Miftahul Jannah Desa Wangkal Kecamatan Gading tersebut, KH Sholeh Asyari terpilih sebagai Rais MWCNU Kecamatan Gading melalui metode Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa). Tim Ahwa sendiri terdiri dari KH Nur Hasan, KH Nasirudin, KH Zainul Arifin, Kiai Roi Fadli, KH Sholeh Asyari dan KH Husni Misnawi.
Sementara dalam proses pemilihan Ketua MWCNU Kecamatan Gading, Gus Fauzan Adzim terpilih secara aklamasi oleh Tim Ahwa untuk memimpin MWCNU Kecamatan Gading 5 (lima) tahun ke depan.
Setelah terpilih, Kiai Sholeh menyatakan siap menjalankan amanah yang sudah diberikan kepada dirinya. "Saya menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan dan dukungan semuanya. Saya siap mengemban amanah yang sudah diberikan ini dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Gus Fauzan Adzim. Dirinya bertekad akan menjalankan semua yang sudah menjadi ketentuan dalam Konferensi MWCNU Kecamatan Gading.
"Saya akan berusaha semaksimal mungkin menjalankan amanah dari hasil konferensi ini. Program yang sudah baik selama ini akan terus ditingkatkan dan disempurnakan agar hasilnya bisa lebih baik. Terima kasih atas amanah yang sudah diberikan," ungkapnya.
Konferensi MWCNU Kecamatan Gading ini dihadiri oleh Ketua PCNU Kota Kraksaan KH. Nasrullah Ahmad Suja’i, Sekretaris PCNU Kota Kraksaan H Fauzan Hafidhi dan segenap pengurus NU se-Kecamatan Gading. Hadir pula jajaran Forkopimka Gading.
Selanjutnya Rais dan Ketua MWCNU Kecamatan Gading terpilih membentuk tim formatur untuk melakukan penyusunan kepengurusan MWCNU Gading periode 2016-2021.
Sekretaris PCNU Kota Kraksaan H Fauzan Hafidhi mengharapkan agar kepengurusan yang baru terpilih ini bisa lebih memaksimalkan untuk melaksanakan program-program yang telah dihasilkan dalam konferensi yang lebih terarah dan terukur.
"Dengan kata lain, para pengurus harus ikhlas berjuang membesarkan NU. Caranya dengan menghidupkan NU dan bukan mencari hidup di NU," katanya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)