Daerah

Kiai Nasab, Nusub dan Nasib

Sabtu, 17 Mei 2014 | 08:01 WIB

Jepara, NU Online
Letnan Abdul Basith saat hadir dalam pengajian rutin 16-an di masjid Al-Falah desa Margoyoso kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara, Kamis (15/5) malam, menyebut tiga jenis kiai: Nasab, Nusub dan Nasib. 
<>
KH Abdurrahman Wahid menurutnya merupakan jenis kiai nasab. Karena Gus Dur adalah putra KH Wahid Hasyim dan cucu pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari. Kiai Nusub dikatakannya seorang yang mondok, rajin, tekun dan dipinang kiai. 

“Itu seperti kakak saya yang sekarang menjadi pengasuh pesantren Al-Huda Semarang. Setelah mertua (kiai-nya, red) wafat ia menggantikan posisi pengasuh sekaligus mursid thariqah Naqsabandiyah Kholidiyah,” jelasnya. 

Sedangkan kiai Nasib ia mencontohkan dirinya. “Saya ini contoh kiai Nasib. Karena bisa ngaji sedikit-sedikit bekal dari madrasah. Jadi tentara tetapi dipanggil kiai haji,” terangnya sembari tawa ratusan jamaah. 

Anggota TNI asal Kudus itu menceritakan, tahun 80-an ia lulus dari Madrasah Aliyah kemudian daftar tentara. Ia juga membedakan tugas tentara dan kiai. 

“Tugas tentara adalah menjaga pertahanan masyarakat (hanmas) dari Sabang sampai Merauke. Tugas kiai memberikan mauidhoh hasanah, petuah kebajikan,” imbuhnya. 

Meski demikian, ia berharap hidupnya menjadi berkah. Sebagaimana Kiai Basith mengutip potongan Al-Qur’an Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berpengetahuan. “Mudah-mudahan kita semua diangkat derajat oleh Allah sebab kita mau menuntut ilmu,” tambahnya. 

Agar dimulyakan Allah ia mengajak jamaah membekali anak-anaknya dengan ilmu umum dan agama. 

“Jadi apapun anak kita kelak polisi, tentara, petani, pedagang, pejabat yang penting selalu takwa kepada Allah SWT,” pungkas Letnan Basith. (Syaiful Mustaqim/Mukafi Niam) 


Terkait