Jember, NU Online
Nama KH Ahmad Muzakki Syah tak asing lagi di telinga masyarakat Jember. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qodiri, Jalan Manggar No.139A, Gebang Poreng, Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur ini termasuk muballigh yang super sibuk. Betapa tidak, tiap malam ia tak pernah absen mengisi pengajian bagi jamaah manaqiban Syekh Abdul Qodir Jailani di berbagai daerah, bahkan hingga ke manca negara seperti Brunai dan Malaysia.
“Bagi saya, mengisi pengajian bukan sekadar memenuhi undangan jamaah, tapi lebih dari itu untuk membimbing masyarakat agar tak melupakan Allah. Lebih khusus lagi, saya ingin terus menghidupkan amalan dan tradisi para kiai (NU),” tukasnya kepada NU Online di kediamannya, Kamis (13/6).
Menurut Kiai Muzakki, dirinya tak pernah lelah melayani umat (berdakwah). Sejak awal memang sudah nawaitu untuk berdakwah, membimbing jamaah di manapun dan kapanpun dibutuhkan. Walupun demikian, Kiai Muzakki mengaku tak pernah melalaikan tanggung jawabnya di pesantren yang diasuhnya, termasuk kegiatan dzikir manaqiban Syekh Abdul Qodir Jailani yang digelar setiap Kamis (malam Jumat) di Pondok Pesantren Al-Qodiri.
“Kalau (malam) Jumat, saya tidak bisa ngisi di luar, karena di sini (pesantren) ada dzikir manaqib,” lanjutnya.
Kiai Muzakki cukup istiqamah dalam memimpin dzikir manaqiban Syekh Abdul Qodir Jailani. Jamaah pun tambah membludak. Lebih-lebih dzikir malam jumat legi, ratusan ribu jamaah memadati halaman pesantren yang sangat luas itu. Mereka datang dari berbagai pelosok Nusantara, bahkan juga dari Brunai dan Malaysia.
“Mereka semua ingin berdzikr semua kepada Allah mohon keselamatan,” jelasnya.
Soal keistiqamahan Kiai Muzakki, memang laik diacungi jempol. Setiap Kamis (malam jumat) ia dipastikan memimpin dzikir manaqiban di pesantrennya. Kalaupun kebetulan dia melakasanakan umrah atau haji, maka tetap memimpin dzikir manaqiban dan memberikan tausiyah via sambungan telepon seluler.
“Saya percaya bahwa amalan yang dilakukan secara istiqamah akan memberikan keistimewaan pada pelakunya. Apapun jika isitiqamah diamalkan, atau dilakukan, pasti membuahkan hasil,” tambahnya.
Saat ini Pondok Pesantren Al-Qodiri memiliki santri sekitar 3.500 orang. Selain menyelenggarakan pengajian kitab kuning dengan model sorogan, pesantren ini juga mendirikan lembaga formal, yaitu TK, SD, SMP, MTs, MA, SMK, dan STAIQOD (Sekolah Tinggi Agama islam Al-Qodiri). (Aryudi AR).