Sukoharjo, NU Online
Pemakaman almarhum Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sukoharjo H. Nagib Sutarno, Rabu (14/12), di pemakaman Sasonoloyo Dukuh Nongko Tawang, Polokarto, Sukoharjo berjalan lancar. Langit yang mendung seakan menjadi pertanda ikut sedih akan kepergiannya.
Tampak hadir pada acara pemakaman tersebut jajaran pengurus NU Sukoharjo dan Jawa Tengah, tokoh ulama dan tokoh masyarakat setempat.
Wakil Rais Syuriyah PWNU Jateng, KH M. Dian Nafi’, yang hadir dalam kesempatan itu, menyampaikan kesan terhadap almarhum. “Almarhum tokoh NU Sukoharjo yang ulet, tekun dan rajin mendampingi Nahdliyin,” ungkap Kiai Dian.
Menurut Kiai Dian, semasa hidupnya tokoh yang pernah mengemban amanah sebagai Ketua PCNU Sukoharjo selama dua periode tersebut memiliki kebiasaan mau berkoordinasi dengan semua pihak.
“Kebiasaan koordinatif almarhum dengan semua instansi, organisasi dan simpul masyarakat, memudahkan warga NU berkegiatan,” tuturnya.
Mendiang Sutarno yang berpulang di usia 46 tahun, meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Rencananya selama 7 hari, acara tahlilan akan diselenggarakan di rumah duka. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)
Pemakaman almarhum Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sukoharjo H. Nagib Sutarno, Rabu (14/12), di pemakaman Sasonoloyo Dukuh Nongko Tawang, Polokarto, Sukoharjo berjalan lancar. Langit yang mendung seakan menjadi pertanda ikut sedih akan kepergiannya.
Tampak hadir pada acara pemakaman tersebut jajaran pengurus NU Sukoharjo dan Jawa Tengah, tokoh ulama dan tokoh masyarakat setempat.
Wakil Rais Syuriyah PWNU Jateng, KH M. Dian Nafi’, yang hadir dalam kesempatan itu, menyampaikan kesan terhadap almarhum. “Almarhum tokoh NU Sukoharjo yang ulet, tekun dan rajin mendampingi Nahdliyin,” ungkap Kiai Dian.
Menurut Kiai Dian, semasa hidupnya tokoh yang pernah mengemban amanah sebagai Ketua PCNU Sukoharjo selama dua periode tersebut memiliki kebiasaan mau berkoordinasi dengan semua pihak.
“Kebiasaan koordinatif almarhum dengan semua instansi, organisasi dan simpul masyarakat, memudahkan warga NU berkegiatan,” tuturnya.
Mendiang Sutarno yang berpulang di usia 46 tahun, meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Rencananya selama 7 hari, acara tahlilan akan diselenggarakan di rumah duka. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)
