Ditengah hiruk pikuk perpolitikan di Indonesia, warga NU tidak boleh bersikap apatis dan alergi terhadap politik serta menganggapnya sebagai hal yang kotor dan harus dihindari. Warga NU harus berperan menjadikan politik sebagai washilah (jalan) untuk mewujudkan kemaslahatan umat.
"Jangan jadikan politik sebagai ghoyah (tujuan) tapi jadikan politik sebagai wasilah (jalan) untuk kemaslahatan," demikian dikatakan Ketua PWNU Lampung KH M Mukri saat melakukan kunjungan kerja ke PCNU Kabupaten Pringsewu, Jum'at (20/4) malam.
Profesor bidang ushul fiqh ini mengatakan jika politik hanya dijadikan tujuan kemudian hasrat politiknya sudah tercapai, maka pencapaiannya tersebut tidak akan membawa manfaat. Berbeda ketika politik dijadikan sebagai sebuah jalan dan amanah yang harus diemban, maka politik akan mampu menjadi media terselenggaranya kebaikan.
"Ada orang yang menilai politik kotor dan sebagainya sebenarnya tergantung niatannya," kata Rektor UIN Lampung yang biasa disapa Prof Mukri ini.
Alumni Pesantren Langitan ini pun mempersilahkan kader NU sebagai individu untuk inten dibidang politik dan berkiprah maksimal di politik melalui partai pilihannya masing-masing. Diibaratkan NU sebuah kolam, ketika dipancing berbagai macam jenis ikan didalamnya dan begitu juga NU yang didalamnya banyak kader yang ada diberbagai partai politik.
"Ber-NU bukan sekedar beramaliyah namun juga fikrah dan manhaj. Ber-NU juga harakah, ghirah dan militansi," kata pria kelahiran Kresnomulyo Pringsewu ini.
Namun Prof Mukri berharap NU tidak menjadi seperti daun salam yang mampu menjadikan masakan enak namun setelah makanan siap dinikmati, daun salam lah yang pertama dibuang. (Muhammad Faizin)